Kalimantan dan sungai surga
Sebuah sungai purba ditemukan di perairan Matasiri, Kalimantan Selatan. Sungai tersebut ditemukan tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Ilndonesia (LIPI) dan Dirjen Pendidikan Tinggi Indonesia (Dikti) dalam ekspedisi di wilayah tersebut menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya VIII, 4 November - 1 Desember 2010. M. Hasanudin M.T., salah satu peneliti LIPI yang terlibat dalam ekspedisi ini mengatakan, keberadaan sungai purba itu bisa dilihat di dasar laut perairan Matasiri. Ada bentukan seperti parit menunjukkan daerah tersebut pernah menjadi bagian dari aliran sungai.
"Sungai itu kemungkinan masih berhubungan dengan Sungai Barito," Hasanuddin.
Hasanudin menambahkan, alur sungai purba tersebut masih bisa dijumpai dalam wilayah yang cukup jauh. "Selama kita menelusuri wilayah sejauh 30 mil dari pantai, alur sungai tersebut masih bisa dijumpai. Kami juga menemukan bahwa lebar sungai tersebut hampir sama dengan lebar Sungai Barito," papar Hasanudin.
Penemuan sungai purba ini bisa menguatkan pendapat, bahwa Laut Jawa dahulu pernah menjadi daratan. Menurut pendapat yang salah satunya didukung oleh Stephen Oppenheimer yang baru saja menerbitkan buku "Eden in the East", Laut Jawa bersama Laut Cina Selatan dan Asia Tenggara adalah bagian dari wilayah yang disebut Sundaland.
Namun demikian, Hasanudin mengatakan, hasil penelitian ini belum cukup dijadikan bukti untuk membenarkan temuan itu.
"Masih perlu penelitian lebih lanjut," ujarnya.
Hasanuddin hanya mengatakan, hasil penelitian ini akan terlebih dahulu memperkaya wawasan di bidang arkeologi dan geologi kelautan.
Kamis, 30 Desember 2010
tulang tertua di temukan di daerah israel
Tulang tertua di temukan di daerah dekat israel
Tim arkeolog dari Universitas Tel Aviv menemukan fosil manusia tertua di dunia yang diperkirakan berusia 400.000 tahun. Fosil terdiri dari delapan buah gigi tersebut sebenarnya sudah ditemukan pada 2006, namun analisa untuk mengetahui umurnya baru dilakukan tahun ini. Fosil gigi tersebut ditemukan di Gua Qesem, Rosh Ha'Ayin, Israel. "Satu gigi ditemukan di lapisan gua yang kira-kira sudah berusia 400.000 tahun, sementara gigi lain ditemukan di bagian yang usianya kurang lebih 200.000 tahun," papar Avi Gopher, pimpinan penelitian ini.
Menurut Gopher, fosil gigi ini merupakan fosil Homo Sapiens yang pernah ada. Usia 400.000 tahun yang dimiliki fosil gigi ini mengalahkan fosil dari Afrika berusia 200.000 tahun, yaitu fosil yang selama ini dipercaya fosil tertua. Dilihat dari umurnya, diperkirakan fosil gigi tersebut berasal dari zaman Pleistocene Tengah.
Penemuan ini, kata Gopher, bisa membuka pertanyaan baru tentang asal-usul umat manusia. Dengan hasil penelitian ini, manusia bisa jadi bukan berkembang dari Afrika seperti yang selama ini dikenal sebagai teori "Out of Africa", tetapi berkembang dari Timur Tengah, tempat fosil gigi ini ditemukan.
Hasil penemuan dan analisis umur fosil gigi ini kemudian dipublikasikan di American Journal of Physical Anthropology. Saat ini, penggalian di Gua Qesem terus dilakukan.
"Ini berfungsi untuk menguak temuan tambahan lain yang bisa mengkonfirmasi temuan saat ini dan memahami evolusi manusia," kata Gopher.
Bersama fosil tulang gigi ini, lanjut dia, ditemukan pula serpihan peralatan batu yang digunakan untuk memotong daging dan peralatan lainnya. Temuannya menjadi bukti hubungan sosial manusia saat itu yang sudah mengenal perburuan, kebiasaan memotong dan membagi daging hewan serta pembuatan api.
Tim arkeolog dari Universitas Tel Aviv menemukan fosil manusia tertua di dunia yang diperkirakan berusia 400.000 tahun. Fosil terdiri dari delapan buah gigi tersebut sebenarnya sudah ditemukan pada 2006, namun analisa untuk mengetahui umurnya baru dilakukan tahun ini. Fosil gigi tersebut ditemukan di Gua Qesem, Rosh Ha'Ayin, Israel. "Satu gigi ditemukan di lapisan gua yang kira-kira sudah berusia 400.000 tahun, sementara gigi lain ditemukan di bagian yang usianya kurang lebih 200.000 tahun," papar Avi Gopher, pimpinan penelitian ini.
Menurut Gopher, fosil gigi ini merupakan fosil Homo Sapiens yang pernah ada. Usia 400.000 tahun yang dimiliki fosil gigi ini mengalahkan fosil dari Afrika berusia 200.000 tahun, yaitu fosil yang selama ini dipercaya fosil tertua. Dilihat dari umurnya, diperkirakan fosil gigi tersebut berasal dari zaman Pleistocene Tengah.
Penemuan ini, kata Gopher, bisa membuka pertanyaan baru tentang asal-usul umat manusia. Dengan hasil penelitian ini, manusia bisa jadi bukan berkembang dari Afrika seperti yang selama ini dikenal sebagai teori "Out of Africa", tetapi berkembang dari Timur Tengah, tempat fosil gigi ini ditemukan.
Hasil penemuan dan analisis umur fosil gigi ini kemudian dipublikasikan di American Journal of Physical Anthropology. Saat ini, penggalian di Gua Qesem terus dilakukan.
"Ini berfungsi untuk menguak temuan tambahan lain yang bisa mengkonfirmasi temuan saat ini dan memahami evolusi manusia," kata Gopher.
Bersama fosil tulang gigi ini, lanjut dia, ditemukan pula serpihan peralatan batu yang digunakan untuk memotong daging dan peralatan lainnya. Temuannya menjadi bukti hubungan sosial manusia saat itu yang sudah mengenal perburuan, kebiasaan memotong dan membagi daging hewan serta pembuatan api.
Langganan:
Postingan (Atom)