Direktur Utama Bank Muamalat, Arviyan Arifin, menyatakan pihaknya berencana membuka cabang di Jeddah, Arab Saudi dan Hong Kong. ”Kami tengah kaji ini,” kata Arviyan.
Ia mengaku cabang akan lebih dioptimalkan melalui remittence. Di Timur Tengah, misalnya, Muamalat bakal memanfaatkan potensi pemilik saham yang banyak berdomisili di wilayah tersebut. Sedangkan, di Hong Kong, banyaknya tenaga kerja Indonesia (TKI) menjadi harapan tersendiri.
”Kami masih harus minta regulasi tak hanya dari BI, tapi juga pemerintah setempat,” jelasnya.
Pembukaan cabang juga dilakukan Muamalat terkait rencana penerbitan sukuk global. Arviyan mengaku pihaknya bakal menerbitkan sukuk global. Meski demikian, dia enggan mengaku kapan hal tersebut dilakukan. ”Yang pasti tahun ini, dalam bentuk dolar AS,” katanya.
Bank Muamalat Indonesia mencatat aset Rp 21,6 triliun pada kuartal pertama 2011. Bank syariah ini mencetak kenaikan 45,8 persen (year on year atau yoy) jika dibandingkan dengan posisi Maert 2010 sebesar Rp 14,84 triliun.
Kenaikan tersebut ditunjang dengan pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK). Pembiayaan meningkat 49,0 persen menjadi Rp 17,4 triliun dari periode sebelumnya sebesar Rp 12,03 triliun. DPK tumbuh hingga 54,7 persen menjadi Rp 17,5 triliun dari sebelumnya sekitar Rp 12,03 triliun.
Kamis, 12 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar