Selasa, 02 Agustus 2011
guitar,bass custom and service
buat lo yang suka bermusik yang jago maen gitar or bass pasti ingin punya gitar or bass yang laen dari yang lain..yahhh..unlimited gtu..disni lo bisa pesan gitar or bass yang lo suka jenis or bentuknya..dengan budged yang lo punya..spesipikasi lo yang nentuin..jd di jamin gitar yang lo bikin gak ada yang punya..di jamin originalitasnya..
dsni juga bisa servis gitar kesayangan lo..semua jenis gitar or bass yang lo punya..hehehe
kalo berminat hubungi ane di..
HP: 085716229604
FB: ono teriaxz new
Senin, 20 Juni 2011
Pemicu Munculnya Akuntansi Internasional
Beberapa pemicu munculnya akuntansi internasional dapat disebutkan sebagi berikut :
1. Dengan semakin besarnya jangkauan MNC (Multi Nasional Corporation), akan mempangaruhi pasar uang dan modal internasional serta berbagai transaksi bisnis dan keungan yang menyertainya misalnya dikemukakan oleh jacoby (1970) tentang perubahan perusahaan dari skala domestic menjadi skala internasional:
a. Perkembangan perusahaan menyebabkan impor bahan mentah dari luar dan ekspor ke psar internasional.
b. Membuka cabang-cabang penjualan di luar negeri.
c. Perusahaan memberikan lisensi atau franchising.
d. Pemilika perusahaan di luar negeri baik melalui pemilikan sebagian, joint venures, pemilikan seluruhnya.
e. Manajemen dengan multiorganisasi.
f. Perusahaan yang dimiliki oleh beberapa perusahaan multinasional.
2. Investasi diluar negeri yang dilakukan perusahaan, investor, pemerintah dan sebagainya.
3. Fluktuasi keuangan yang di sebabkan berubahnya system keuangan internasional yang menimbulkan munculnya risiko perubahan kurs valuta asing sehingga memerlukan informasi akuntasi.
4. Meningkatnya harga sumber-sumber alam dan komoditi serta monopoli.
5. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan aspirasi dunia ketiga.
6. Meningkatnya peranan pasar modal. Dari aspek pasar modal global ditemukan berbagai indicator penting yang mau tidak mau memerlukan akuntansi internasional.
Indikatornya adalah :
a. Cash flow dari transaksi overseas saat ini adalah US 1,4 trilyun dollar perhari.
b. Ada kecenderungan volume capital market semakin menigkat.
c. Ada kecenderungan konsolidasi dan integrasi pasar modal dunia.
7. Berubahnya vision pasar modal, hal itu ditandai oleh :
a. Penggunaan decimal pricing dalam transaksi bursa
b. Munculnya psar yang saling terkait atau linked exchange
c. Penggunaan electronic trading system diselutuh pasar modal.
d. Adanya global accounting standart satu standar global.
e. Tidak ada lagi batas Negara borderless country
8. Pasar modal USA
Pada tahun 1999 dipasar bursa NYSE terdapat 1200 perusahaan asing yang terdaftar (listed) di pasar modal USA yang berasal dari 56 negara. Bayangkan semua perusahaan ini wajib mengikuti standar akuntansi Negaranya. Dari 56 negara ini memiliki 56 standar akuntansi yang saling berbeda, dan merupakan 32 % daris eluruh kapitalisasi pasar (market capitalization) di NYSE.
Menurut peraturan di Amerika, untuk bias listed di pasar NYSE maka emiten perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Proses pendaftaran
b. Menyerahkan laporan keuangan. Mereka dapat menggunakan US GAAP, IAS atau GAAP Negara masing-masing tetapi masing-masing ada persyaran tambahan antara lain :
1. Mengisi form 20-7 untuk laporan tahunan.
2. Melakukan rekonsiliasi net earning dan equity agar sesuai dengan US GAAP
3. Memberikan disclosure sesuai US GAAP
4. Menyerahkan laporan kuartal yang tidak perlu diaudit.
1. Dengan semakin besarnya jangkauan MNC (Multi Nasional Corporation), akan mempangaruhi pasar uang dan modal internasional serta berbagai transaksi bisnis dan keungan yang menyertainya misalnya dikemukakan oleh jacoby (1970) tentang perubahan perusahaan dari skala domestic menjadi skala internasional:
a. Perkembangan perusahaan menyebabkan impor bahan mentah dari luar dan ekspor ke psar internasional.
b. Membuka cabang-cabang penjualan di luar negeri.
c. Perusahaan memberikan lisensi atau franchising.
d. Pemilika perusahaan di luar negeri baik melalui pemilikan sebagian, joint venures, pemilikan seluruhnya.
e. Manajemen dengan multiorganisasi.
f. Perusahaan yang dimiliki oleh beberapa perusahaan multinasional.
2. Investasi diluar negeri yang dilakukan perusahaan, investor, pemerintah dan sebagainya.
3. Fluktuasi keuangan yang di sebabkan berubahnya system keuangan internasional yang menimbulkan munculnya risiko perubahan kurs valuta asing sehingga memerlukan informasi akuntasi.
4. Meningkatnya harga sumber-sumber alam dan komoditi serta monopoli.
5. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan aspirasi dunia ketiga.
6. Meningkatnya peranan pasar modal. Dari aspek pasar modal global ditemukan berbagai indicator penting yang mau tidak mau memerlukan akuntansi internasional.
Indikatornya adalah :
a. Cash flow dari transaksi overseas saat ini adalah US 1,4 trilyun dollar perhari.
b. Ada kecenderungan volume capital market semakin menigkat.
c. Ada kecenderungan konsolidasi dan integrasi pasar modal dunia.
7. Berubahnya vision pasar modal, hal itu ditandai oleh :
a. Penggunaan decimal pricing dalam transaksi bursa
b. Munculnya psar yang saling terkait atau linked exchange
c. Penggunaan electronic trading system diselutuh pasar modal.
d. Adanya global accounting standart satu standar global.
e. Tidak ada lagi batas Negara borderless country
8. Pasar modal USA
Pada tahun 1999 dipasar bursa NYSE terdapat 1200 perusahaan asing yang terdaftar (listed) di pasar modal USA yang berasal dari 56 negara. Bayangkan semua perusahaan ini wajib mengikuti standar akuntansi Negaranya. Dari 56 negara ini memiliki 56 standar akuntansi yang saling berbeda, dan merupakan 32 % daris eluruh kapitalisasi pasar (market capitalization) di NYSE.
Menurut peraturan di Amerika, untuk bias listed di pasar NYSE maka emiten perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Proses pendaftaran
b. Menyerahkan laporan keuangan. Mereka dapat menggunakan US GAAP, IAS atau GAAP Negara masing-masing tetapi masing-masing ada persyaran tambahan antara lain :
1. Mengisi form 20-7 untuk laporan tahunan.
2. Melakukan rekonsiliasi net earning dan equity agar sesuai dengan US GAAP
3. Memberikan disclosure sesuai US GAAP
4. Menyerahkan laporan kuartal yang tidak perlu diaudit.
SUDUT PANDANG DAN SEJARAH AKUNTANSI
Awalnya akuntansi dimulai dengan sistem pembukuan berpasangan di italia pada abad ke 14 dan 15. Sistem pembukuan berpasangan ini dianggap sebagai cikal bakal lahirnya akuntansi. Orang pertama yang mengenalkan akuntansi adalah Luca Pacioli dimana dia mempublikasikan prinsipprinsip akuntansi pada bukunya yang berjudul Summa the arithmetica geometria proportioni et proportionalita.
SUDUT PANDANG KONTEMPORER
Terdapat sejumlah faktor tambahan yang menambah pentingnya mempelajari akuntansi internasional. Faktor-faktor ini tumbuh dari pengurangan signifikan dan terus-menurus hambatan perdagangan pengendalian modal secara nasional yang terjadi sesering kemajuan teknologi informasi. Pengendalian nasional terhadap arus valuta asing, investasi asing langsung dan transaksi terkait, telah diliberalisasikan secara dramatis beberapa tahun terakhir, sehingga hambatan bisnis internasional dapat ditekan. Kemaujuan teknologi informasi menyebabkan perubahan radikal dalam kegiatan ekonomi baik dalam kegiatan produksi maupun distribusi.
PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN OPERASI MULTINASIONAL
Bisnis internasional saat ini semakin berhubungan dengan investasi asing langsung yang meliputi pendirian sistem manufaktur atau distribusi dari luar negri dengan membentuk fasilitas yang dimiliki seutuhnya. Operasi yang lilakukan diluar negri membuat manajer keuangan dan seorang akuntan memiliki resiko barupa semua jenis masalah yang tidak mereka hadapi ketika operasi perusahaan masih berada dalam satu wilayah perusahaan.
Prinsip pelaporan keuangan nasional dapat berbeda secara signifikan dari suatu Negara lain karena prinsi-prinsip akuntansi tersebut dibentuk oleh social ekonomi yan gberbeda. Selain itu terdapat juga perbedaan kurs nilai mata uang yang digunakan dalam pelaporan. Manajer keuangan dan akuntan juga harus memahami pengaruh apa saja yang mempengaruhi pengukuran akuntansi suatu perusahaan multinasional, memahami perubahan yang terjadi misalnya nilai tukar atau inflasi merupakan hal yang sangat penting.
KOMPETISI GLOBAL
Selain faktor-faktor diatas, faktor lain yang yang menyebabkan pentingnya kauntansi internasional adalah fenomena kompetisi global. Penentuan acuan, suatu tindakan untuk membandingkan kenrja suatu pihak suatu standar yang memadai bukan hal yang baru, tetapi standar perbandingan yang digunakan kini melampaui batas-batas nasional adalah sesuatu yang baru.
MERGER DAN AKUISISI LINTAS BATAS
Merger murakan istilah untuk sinergi operasi atau sekala ekonomi akuntansi yang memainkan peranan yang penting dalam mega konsolidasi ini merupakan angka-angka yang dihasilkan akuntansi bersifat mendasar dalam proses penilaian perusahaan. Perhatian utama perusahaan yang akan melakukan akuisisi adalah ketika sedang memberikan tawaran atas target asin adalah sejauh apa faktor earning yang dapat dihasilkan bila dibandingkan dengan hasil dari perbedaan pengukuran akuntansi.
INOVASI KEUANGAN
Manajemen resiko telah menjadi istilah begitu popular dalam lingkungan perusahaan. Dengan deregulasi pasar keuangan dan pengendalian modal yang terus dilakukan, vollatilitas dalam harga komunitas, valuta asing kredit dan ekuitas menjadi hal yang biasa pada saat ini. Berdasarkan kondisi keuangan saat ini manajer keuangan perlu menyadari resiko yang mereka hadapi, memutuskan resiko mana yang perlu dilindungi dan mengevaluasi hasil dari strategi yang diterapkan atau dijalankan. Meskipun kemajuan teknologi memungkinakan pergeseran resiko keuangan ke pihak lain, tetapi beban untuk mengukur resiko antar pihak dapat dialihkan dan sekarang berada di pihak sekelompok besar pelaku pasar yang ada di Negara lain.
INTERNASIONALISME PASAR MODAL
Faktor lain yang turut menyumbangkan perhatian lebih terhadapa akuntansi internasional adalah dikalangan eksekutif perusahaan, investor, regular, pembuat standar akuntansi dan para pendidik ilmu bisnis adalah internasionalisasi pasar modal di seluruh dunia. Pasar modal dunia melaporkan bahwa perusahaan domestic mencatatkan sahamnya menignkat di beberapa pasar modal dan menurun di beberapa pasar lainnya selama masa-masa decade sekarang ini yang diantaranya disebabkan oleh merger dan akuisis yang juga berakibat pada penghapusan pencatatan saham yang dilakukan beberapa perushaan terkait.
Diposkan oleh Disfian Oni Rahmad B di 08:20
SUDUT PANDANG KONTEMPORER
Terdapat sejumlah faktor tambahan yang menambah pentingnya mempelajari akuntansi internasional. Faktor-faktor ini tumbuh dari pengurangan signifikan dan terus-menurus hambatan perdagangan pengendalian modal secara nasional yang terjadi sesering kemajuan teknologi informasi. Pengendalian nasional terhadap arus valuta asing, investasi asing langsung dan transaksi terkait, telah diliberalisasikan secara dramatis beberapa tahun terakhir, sehingga hambatan bisnis internasional dapat ditekan. Kemaujuan teknologi informasi menyebabkan perubahan radikal dalam kegiatan ekonomi baik dalam kegiatan produksi maupun distribusi.
PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN OPERASI MULTINASIONAL
Bisnis internasional saat ini semakin berhubungan dengan investasi asing langsung yang meliputi pendirian sistem manufaktur atau distribusi dari luar negri dengan membentuk fasilitas yang dimiliki seutuhnya. Operasi yang lilakukan diluar negri membuat manajer keuangan dan seorang akuntan memiliki resiko barupa semua jenis masalah yang tidak mereka hadapi ketika operasi perusahaan masih berada dalam satu wilayah perusahaan.
Prinsip pelaporan keuangan nasional dapat berbeda secara signifikan dari suatu Negara lain karena prinsi-prinsip akuntansi tersebut dibentuk oleh social ekonomi yan gberbeda. Selain itu terdapat juga perbedaan kurs nilai mata uang yang digunakan dalam pelaporan. Manajer keuangan dan akuntan juga harus memahami pengaruh apa saja yang mempengaruhi pengukuran akuntansi suatu perusahaan multinasional, memahami perubahan yang terjadi misalnya nilai tukar atau inflasi merupakan hal yang sangat penting.
KOMPETISI GLOBAL
Selain faktor-faktor diatas, faktor lain yang yang menyebabkan pentingnya kauntansi internasional adalah fenomena kompetisi global. Penentuan acuan, suatu tindakan untuk membandingkan kenrja suatu pihak suatu standar yang memadai bukan hal yang baru, tetapi standar perbandingan yang digunakan kini melampaui batas-batas nasional adalah sesuatu yang baru.
MERGER DAN AKUISISI LINTAS BATAS
Merger murakan istilah untuk sinergi operasi atau sekala ekonomi akuntansi yang memainkan peranan yang penting dalam mega konsolidasi ini merupakan angka-angka yang dihasilkan akuntansi bersifat mendasar dalam proses penilaian perusahaan. Perhatian utama perusahaan yang akan melakukan akuisisi adalah ketika sedang memberikan tawaran atas target asin adalah sejauh apa faktor earning yang dapat dihasilkan bila dibandingkan dengan hasil dari perbedaan pengukuran akuntansi.
INOVASI KEUANGAN
Manajemen resiko telah menjadi istilah begitu popular dalam lingkungan perusahaan. Dengan deregulasi pasar keuangan dan pengendalian modal yang terus dilakukan, vollatilitas dalam harga komunitas, valuta asing kredit dan ekuitas menjadi hal yang biasa pada saat ini. Berdasarkan kondisi keuangan saat ini manajer keuangan perlu menyadari resiko yang mereka hadapi, memutuskan resiko mana yang perlu dilindungi dan mengevaluasi hasil dari strategi yang diterapkan atau dijalankan. Meskipun kemajuan teknologi memungkinakan pergeseran resiko keuangan ke pihak lain, tetapi beban untuk mengukur resiko antar pihak dapat dialihkan dan sekarang berada di pihak sekelompok besar pelaku pasar yang ada di Negara lain.
INTERNASIONALISME PASAR MODAL
Faktor lain yang turut menyumbangkan perhatian lebih terhadapa akuntansi internasional adalah dikalangan eksekutif perusahaan, investor, regular, pembuat standar akuntansi dan para pendidik ilmu bisnis adalah internasionalisasi pasar modal di seluruh dunia. Pasar modal dunia melaporkan bahwa perusahaan domestic mencatatkan sahamnya menignkat di beberapa pasar modal dan menurun di beberapa pasar lainnya selama masa-masa decade sekarang ini yang diantaranya disebabkan oleh merger dan akuisis yang juga berakibat pada penghapusan pencatatan saham yang dilakukan beberapa perushaan terkait.
Diposkan oleh Disfian Oni Rahmad B di 08:20
perkembangan IFRS
Perkembangan Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di Indonesia
International Financial Reporting Standards (IFRS) menjadi trend topic yang hangat bagi
akuntan dan top manajemen pada perusahaan-perusahaan yang sudah terjun di Bursa Efek
global dan juga para akademisi serta para Auditor yang akan melakukan pemeriksaan pada
perusahaan-perusahaan yang sudah menerapkan IFRS tersebut. Maka pada tanggal 17-22
Januari 2011 telah diadakan Pelatihan Internasional “TOT” untuk IFRS dan Penyusunan
Kamus Akuntansi Indonesia yang diselenggarakan oleh Penelitian dan Pelatihan Ekonomika
dan Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Pada pelatihan tersebut ada banyak hal menarik yang disampaikan oleh para pembicara dari
anggota DSAK IAI dan akademisi UGM yaitu Dr. Setiyono, Kantor Akuntan Publik PWC
Djohan Pinnarwan, SE., BAP, dari Akademisi UGM yaitu Prof. Dr. Slamet Sugiri, MBA dan
Prof. Dr. Suwardjono, M Sc. Pada Pelatihan tersebut secara umum peserta yang berpartisipasi
sebagian besar adalah para akademisi dan staf akuntansi dan Auditor.
Sebelum membahas lebih detail tentang perkembangan di Indonesia, tentu kita akan bertanya
kenapa di Indonesia harus melakukan konvergensi IFRS? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut tentu tidak lepas dengan kepentingan global yaitu agar dapat meningkatkan daya
informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia disamping itu
Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20
forum, Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November
2008 secara prinsip-prinsip G20 yang dicanangkan sebagai berikut:
1. Strengthening Transparency and Accountability
2. Enhancing Sound Regulation
3. Promoting integrity in Financial Markets
4. Reinforcing International Cooperation
5. Reforming International Financial Institutions
1. Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia.
Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite
Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang
kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan
kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994,
Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia
dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan
interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar
akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB.
Pada periode 1994-2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan
Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk
menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar
akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk
menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS.
Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.
Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai
tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara
berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses
revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April
2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun
2006 dalam kongres IAI (Cek Lagi nanti) X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh
IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua
standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai
akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33
standar.
Berikut adalah Roadmap konvergensi IFRS di Indonesia:
PSAK disahkan 23 Desember 2009:
1. PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan
2. PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas
3. PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri
4. PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi
5. PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
6. PSAK 15 (revisi 2009): Investasi Pada Entitas Asosiasi
7. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan
8. PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset
9. PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
10.PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi
yang Dihentikan
Interpretasi disahkan 23 Desember 2009:
1. ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
2. ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas
Serupa
3. ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan
4. ISAK 11: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
5. ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
PSAK disahkan sepanjang 2009 yang berlaku efektif tahun 2010:
1. PPSAK 1: Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Kehutanan, PSAK 35: Akuntansi
Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan
Tol
2. PPSAK 2: Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43: Akuntansi Anjak
Piutang
3. PPSAK 3: Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang
bermasalah
4. PPSAK 4: Pencabutan PSAK 31 (revisi 2000): Akuntansi Perbankan, PSAK 42:
Akuntansi Perusahaan Efek, dan PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana
5. PPSAK 5: Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55
(1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing
PSAK yang disahkan 19 Februari 2010:
1. PSAK 19 (2010): Aset tidak berwujud
2. PSAK 14 (2010): Biaya Situs Web
3. PSAK 23 (2010): Pendapatan
4. PSAK 7 (2010): Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Berelasi
5. PSAK 22 (2010): Kombinasi Bisnis (disahkan 3 Maret 2010)
6. PSAK 10 (2010): Transaksi Mata Uang Asing (disahkan 23 Maret 2010
7. ISAK 13 (2010): Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
Exposure Draft Public Hearing 27 April 2010
1. ED PSAK 24 (2010): Imbalan Kerja
2. ED PSAK 18 (2010): Program Manfaat Purnakarya
3. ED ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa (IFRIC 12)
4. ED ISAK 15: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan
Interaksinya.
5. ED PSAK 3: Laporan Keuangan Interim
6. ED ISAK 17: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Exposure Draft PSAK Public Hearing 14 Juli 2010
1. ED PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan
2. ED PSAK 50 (R 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian
3. ED PSAK 8 (R 2010): Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
4. ED PSAK 53 (R 2010): Pembayaran Berbasis Saham
Exposure Draft PSAK Public Hearing 30 Agustus 2010
1. ED PSAK 46 (Revisi 2010) Pajak Pendapatan
2. ED PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah Dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
3. ED PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
4. ED ISAK 18: Bantuan Pemerintah-Tidak Ada Relasi Specifik dengan Aktivitas
Operasi
5. ED ISAK 20: Pajak Penghasilan-Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para
Pemegang Sahamnya
Kendala dalam harmonisasi PSAK ke dalam IFRS
1. Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
2. IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih
dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
3. Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah.
4. Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak
metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
5. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
6. Support pemerintah terhadap issue konvergensi.
Manfaat Konvergensi IFRS secara umum adalah:
a. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar
Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
b. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
c. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal
secara global.
d. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
e. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan
untuk melakukan earning management
1. Reklasifikasi antar kelompok surat berharga (securities) dibatasi
cenderung dilarang.
2. Reklasifikasi dari dan ke FVTPL, DILARANG
3. Reklasifikasi dari L&R ke AFS, DILARANG
4. Tidak ada lagi extraordinary items
II. GAAP VS IFRS:
Terdapat beberapa contoh perbedaan-perbedaan yang signifikan untuk diketahui,
sebagaimana yang akan dibahas berikut ini:
a. Statemen Posisi keuangan ( sesuai IAS 1 & IAS 32)
Karakteristik Umum Laporan Keuangan :
1. Penyajian wajar dan kepatuhan pada SAK, Manajemen membuat pernyataan secara
eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas
laporan keuangan.
2. Kelangsungan usaha.
3. Dasar akrual.
4. Materialitas dan agregasi, Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan adalah
material jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan.
Materialitas tergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian atau kesalahan.
5. Saling hapus , Tidak diperkenankan untuk saling hapus atas aset dan liabilitas atau
pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan / diijinkan oleh PSAK.
6. Frekuensi pelaporan Tahunan
7. Informasi komparatif, Untuk kuantitatif maupun naratif. Jika terdapat penerapan
retrospektif atau reklasifikasi, maka laporan posisi keuangan permulaan periode
komparasi terawal harus disajikan.
8. Konsistensi penyajian
Berikut adalah perubahan komponen Laporan Keuangan yang lengkap:
Menurut IAS 1 atau PSAK 1 :
• Laporan Posisi Keuangan
• Laporan Laba Rugi Komprehensif
• Laporan Perubahan Ekuitas
• Laporan Arus Kas
• Catatan Atas Laporan Keuangan
• Laporan Posisi Keuangan awal (dalam hal penyajian kembali atau reklasifikasi)
Jika dibandingkan dengan PSAK 1 yang lama (1998), komponennya adalah sebagai berikut:
• Neraca
• Laporan Laba Rugi
• Laporan Perubahan Ekuitas
• Laporan Arus Kas
• Catatan Atas L aporan Keuangan
Setelah diamati ada perubahan dalam istilah yaitu Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan,
Laporan Laba Rugi menjadi Laporan Laba Rugi Komprehensif, dan tambahan Laporan Posisi
Keuangan awal (dalam hal penyajian kembali atau reklasifikasi).
b. Aset Tetap, dari segi pengakuan, pengukuran, pencatatan dan pelaporan.
Aset tetap telah diatur pada PSAK 16 atau dalam IAS 16, terkait dengan perbedaan dan
persamaan secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TOPIK GAAP IAS 16
Pengakuan
Aktiva tetap diakui sebesar biaya
perolehan.
Sama
penentuan cost
Biaya perolehan mencakup semua
pengeluaran, termasuk administrasi dan
pengeluaran overhead umum, langsung
untuk membawa aset ke kondisi kerja bagi
perusahaan
dimaksudkan digunakan.
Sama
Aktiva tetap disusutkan selama masa
manfaat.
Sama
Tidak ada petunjuk khusus yang
berhubungan dengan
penyusutan suatu aset tetap peralatan yang
idle dan aset tidak lancar yang dimiliki
untuk dijual tidak disusutkan.
Suatu aset tetap disusutkan
meskipun aset tersebut idle/tidak
digunakan. Namun, aset tidak
lancar yang dimiliki untuk dijual
tidak disusutkan.
Masa manfaat, nilai sisa dan metode
penyusutan ditinjau secara berkala dengan
alasan yang jelas.
Masa manfaat, nilai sisa dan
metode penyusutan harus direview
minimum setiap tanggal neraca
(tiap tahun) dengan alasan pola
konsumsi atau pemanfaatan
ekonomi atas aset tersebut.
Perubahan pada masa manfaat suatu aktiva
dicatat
prospektif sebagai perubahan estimasi
akuntansi.
Sama
Ketika suatu aset tetap terdiri dari
komponen individu yang berbeda metode
atau tarif penyusutan yang sesuai, masingmasing
komponen dicatat secara terpisah
(komponen
akuntansi).
sama
Revaluasi
Umumnya, aset tetap tidak dapat dinilai
kembali ke fair value kecuali jika penilaian
kembali dilakukan berdasarkan peraturan
pemerintah.
Aktiva tetap dapat dinilai kembali
untuk fair value jika semua item di
kelas yang sama dinilai kembali
pada waktu yang sama dan
revaluasi disimpan up-to-date.
Impairment
Tidak ada panduan khusus tentang apakah
kompensasi atas kerugian atau penurunan
nilai dapat di-offset terhadap nilai tercatat
aktiva yang hilang atau
penurunan nilai.
Kompensasi atas kerugian atau
penurunan nilai tidak dapat offset
terhadap nilai tercatat aktiva yang
hilang atau turun.
Disposal
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari
penghentian atau pelepasan suatu aktiva
tetap diakui sebagai keuntungan atau
kerugian dalam laporan laba rugi
Sama
c. Investasi Jangka Panjang pada Instrument Utang dan Ekuitas
Sebagaimana diatur dalam IAS 32 & 39 dan IFRS 7 & 9, maka secara ringkas dapat dilihat
pada perbedaan dan persamaan IFRS dengan GAAP, yaitu sebagai berikut:
1. IFRS dan GAAP untuk debt securities memiliki perlakuan akuntansi yang sama
2. IFRS dan GAAP menggunakan pengujian yang sama untuk menentukan apakah
methode equity digunakan yaitu berdasarkan pengaruh yg signifikan dg patokan lebih
dari 20% kepemilikan.
3. Reklasifikasi securities adalah sama antar keduanya.
4. Dasar konsolidasi, IFRS dan GAAP mendasarkan pada persentasi kepemilikan (50%)
5. IFRS dan GAAP sama dalam akuntansi untuk pemilihan Fair Value yaitu pilihan
menggunakan fair value harus dilakukan di awal pengakuan.
6. GAAP tidak mengizinkan reversal untuk beban impairment yang telah terjadi untuk
“available for sale debt and equity securities”.
7. IFRS tidak mengizinkan hal yg sama untuk “available for sale equity ”, namun
mengizinkan reversal untuk “available for sale debt securities” dan “held-tomaturity
securities”.
d. Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasi menurut IFRS dan PSAK no 4 (revisi 2009) dan
perbedaannya dengan laporan keuangan konsolidasi menurut PSAK lama dan US GAAP
secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No Materi/Hal GAAP IFRS
1 Teori konsolidasi
yang mendasari
Hal ini
mempengaruhi:
Teori perusahaan induk Teori entitas
pemaka
i utama laporan
keuangan
konsolidasi
Pemegang saham perusahaan
induk
Penyesu
aian dan
eliminasi
Pemegang saham entitas
konsolidasi (induk dan NCI)
Terbatas pada hak induk
(proporsional)
Baik hak induk maupun non
controlling interest
-
Perlakuan
terhadap laba
(rugi) hak
pemegang saham
minoritas
Biaya Bagian laba untuk NCI
-
Perlakuan
terhadap hak
pemegang saham
minoritas
(neraca)
Sebagai hutang Sebagai bagian ekuitas
2 Beberapa istilah
yang dipakai
Majority interest (hak
pemegang saham mayoritas)
Controlling interest
Minority interest Non Controlling interest
3 Dasar penyajian
aktiva dan hutang
perusahaan anak
Hak induk disajikan berdasar
nilai wajar sedangkan hak
PSM berdasar nilai buku
Semua berdasar nilai wajar
4 Gooodwill
-
Pengakuan
goodwill
Hanya mengakui goodwill hak
induk
Ada 2 pilihan yaitu (1) hanya
mengakui goodwill hak induk
(propor-sional) atau (2)
mengakui goodwill secara total.
-
Perlakuan
terhadap goodwill
Subyek amortisasi Bukan subyek amortisasi tetapi
subyek analisis penurunan nilai
(impairment analysist)
Terkait dengan pembahasan topik-topik lainnya, akan dibahas selanjutnya
dikesempatan yang berbeda.
III. Contoh Laporan Keuangan
Berikut adalah contoh penyajian laporan keuangan setelah IFRS:
a. Laporan Posisi Keuangan
b. Laporan Laba Rugi Komprehensif
Untuk pemperkaya keilmuan tentang IFRS dan lainnya, para pembaca yang ingin belajar
lebih banyak dan lengkap, Anda dapat mempelajari IFRS dan ED PSAK dari sumber-sumber
terpercaya yaitu:
www.iasb.org
www.iasplus.com
www.iaiglobal.or.id .
www.ifac.org
Semoga bermanfaat,
Kontributor: Faiz Zamzami
Sumber : tulisan ini diolah berdasarkan materi yang disampaikan pembicara dalam TOT
tersebut dan hasil diskusi peserta TOT.
International Financial Reporting Standards (IFRS) menjadi trend topic yang hangat bagi
akuntan dan top manajemen pada perusahaan-perusahaan yang sudah terjun di Bursa Efek
global dan juga para akademisi serta para Auditor yang akan melakukan pemeriksaan pada
perusahaan-perusahaan yang sudah menerapkan IFRS tersebut. Maka pada tanggal 17-22
Januari 2011 telah diadakan Pelatihan Internasional “TOT” untuk IFRS dan Penyusunan
Kamus Akuntansi Indonesia yang diselenggarakan oleh Penelitian dan Pelatihan Ekonomika
dan Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Pada pelatihan tersebut ada banyak hal menarik yang disampaikan oleh para pembicara dari
anggota DSAK IAI dan akademisi UGM yaitu Dr. Setiyono, Kantor Akuntan Publik PWC
Djohan Pinnarwan, SE., BAP, dari Akademisi UGM yaitu Prof. Dr. Slamet Sugiri, MBA dan
Prof. Dr. Suwardjono, M Sc. Pada Pelatihan tersebut secara umum peserta yang berpartisipasi
sebagian besar adalah para akademisi dan staf akuntansi dan Auditor.
Sebelum membahas lebih detail tentang perkembangan di Indonesia, tentu kita akan bertanya
kenapa di Indonesia harus melakukan konvergensi IFRS? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut tentu tidak lepas dengan kepentingan global yaitu agar dapat meningkatkan daya
informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia disamping itu
Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20
forum, Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November
2008 secara prinsip-prinsip G20 yang dicanangkan sebagai berikut:
1. Strengthening Transparency and Accountability
2. Enhancing Sound Regulation
3. Promoting integrity in Financial Markets
4. Reinforcing International Cooperation
5. Reforming International Financial Institutions
1. Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia.
Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite
Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang
kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan
kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994,
Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia
dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan
interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar
akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB.
Pada periode 1994-2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan
Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk
menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar
akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk
menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS.
Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.
Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai
tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara
berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses
revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April
2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun
2006 dalam kongres IAI (Cek Lagi nanti) X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh
IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua
standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai
akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33
standar.
Berikut adalah Roadmap konvergensi IFRS di Indonesia:
PSAK disahkan 23 Desember 2009:
1. PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan
2. PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas
3. PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri
4. PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi
5. PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
6. PSAK 15 (revisi 2009): Investasi Pada Entitas Asosiasi
7. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan
8. PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset
9. PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
10.PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi
yang Dihentikan
Interpretasi disahkan 23 Desember 2009:
1. ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
2. ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas
Serupa
3. ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan
4. ISAK 11: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
5. ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
PSAK disahkan sepanjang 2009 yang berlaku efektif tahun 2010:
1. PPSAK 1: Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Kehutanan, PSAK 35: Akuntansi
Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan
Tol
2. PPSAK 2: Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43: Akuntansi Anjak
Piutang
3. PPSAK 3: Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang
bermasalah
4. PPSAK 4: Pencabutan PSAK 31 (revisi 2000): Akuntansi Perbankan, PSAK 42:
Akuntansi Perusahaan Efek, dan PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana
5. PPSAK 5: Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55
(1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing
PSAK yang disahkan 19 Februari 2010:
1. PSAK 19 (2010): Aset tidak berwujud
2. PSAK 14 (2010): Biaya Situs Web
3. PSAK 23 (2010): Pendapatan
4. PSAK 7 (2010): Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Berelasi
5. PSAK 22 (2010): Kombinasi Bisnis (disahkan 3 Maret 2010)
6. PSAK 10 (2010): Transaksi Mata Uang Asing (disahkan 23 Maret 2010
7. ISAK 13 (2010): Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
Exposure Draft Public Hearing 27 April 2010
1. ED PSAK 24 (2010): Imbalan Kerja
2. ED PSAK 18 (2010): Program Manfaat Purnakarya
3. ED ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa (IFRIC 12)
4. ED ISAK 15: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan
Interaksinya.
5. ED PSAK 3: Laporan Keuangan Interim
6. ED ISAK 17: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Exposure Draft PSAK Public Hearing 14 Juli 2010
1. ED PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan
2. ED PSAK 50 (R 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian
3. ED PSAK 8 (R 2010): Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
4. ED PSAK 53 (R 2010): Pembayaran Berbasis Saham
Exposure Draft PSAK Public Hearing 30 Agustus 2010
1. ED PSAK 46 (Revisi 2010) Pajak Pendapatan
2. ED PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah Dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
3. ED PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
4. ED ISAK 18: Bantuan Pemerintah-Tidak Ada Relasi Specifik dengan Aktivitas
Operasi
5. ED ISAK 20: Pajak Penghasilan-Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para
Pemegang Sahamnya
Kendala dalam harmonisasi PSAK ke dalam IFRS
1. Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
2. IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih
dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
3. Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah.
4. Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak
metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
5. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
6. Support pemerintah terhadap issue konvergensi.
Manfaat Konvergensi IFRS secara umum adalah:
a. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar
Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
b. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
c. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal
secara global.
d. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
e. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan
untuk melakukan earning management
1. Reklasifikasi antar kelompok surat berharga (securities) dibatasi
cenderung dilarang.
2. Reklasifikasi dari dan ke FVTPL, DILARANG
3. Reklasifikasi dari L&R ke AFS, DILARANG
4. Tidak ada lagi extraordinary items
II. GAAP VS IFRS:
Terdapat beberapa contoh perbedaan-perbedaan yang signifikan untuk diketahui,
sebagaimana yang akan dibahas berikut ini:
a. Statemen Posisi keuangan ( sesuai IAS 1 & IAS 32)
Karakteristik Umum Laporan Keuangan :
1. Penyajian wajar dan kepatuhan pada SAK, Manajemen membuat pernyataan secara
eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas
laporan keuangan.
2. Kelangsungan usaha.
3. Dasar akrual.
4. Materialitas dan agregasi, Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan adalah
material jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan.
Materialitas tergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian atau kesalahan.
5. Saling hapus , Tidak diperkenankan untuk saling hapus atas aset dan liabilitas atau
pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan / diijinkan oleh PSAK.
6. Frekuensi pelaporan Tahunan
7. Informasi komparatif, Untuk kuantitatif maupun naratif. Jika terdapat penerapan
retrospektif atau reklasifikasi, maka laporan posisi keuangan permulaan periode
komparasi terawal harus disajikan.
8. Konsistensi penyajian
Berikut adalah perubahan komponen Laporan Keuangan yang lengkap:
Menurut IAS 1 atau PSAK 1 :
• Laporan Posisi Keuangan
• Laporan Laba Rugi Komprehensif
• Laporan Perubahan Ekuitas
• Laporan Arus Kas
• Catatan Atas Laporan Keuangan
• Laporan Posisi Keuangan awal (dalam hal penyajian kembali atau reklasifikasi)
Jika dibandingkan dengan PSAK 1 yang lama (1998), komponennya adalah sebagai berikut:
• Neraca
• Laporan Laba Rugi
• Laporan Perubahan Ekuitas
• Laporan Arus Kas
• Catatan Atas L aporan Keuangan
Setelah diamati ada perubahan dalam istilah yaitu Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan,
Laporan Laba Rugi menjadi Laporan Laba Rugi Komprehensif, dan tambahan Laporan Posisi
Keuangan awal (dalam hal penyajian kembali atau reklasifikasi).
b. Aset Tetap, dari segi pengakuan, pengukuran, pencatatan dan pelaporan.
Aset tetap telah diatur pada PSAK 16 atau dalam IAS 16, terkait dengan perbedaan dan
persamaan secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TOPIK GAAP IAS 16
Pengakuan
Aktiva tetap diakui sebesar biaya
perolehan.
Sama
penentuan cost
Biaya perolehan mencakup semua
pengeluaran, termasuk administrasi dan
pengeluaran overhead umum, langsung
untuk membawa aset ke kondisi kerja bagi
perusahaan
dimaksudkan digunakan.
Sama
Aktiva tetap disusutkan selama masa
manfaat.
Sama
Tidak ada petunjuk khusus yang
berhubungan dengan
penyusutan suatu aset tetap peralatan yang
idle dan aset tidak lancar yang dimiliki
untuk dijual tidak disusutkan.
Suatu aset tetap disusutkan
meskipun aset tersebut idle/tidak
digunakan. Namun, aset tidak
lancar yang dimiliki untuk dijual
tidak disusutkan.
Masa manfaat, nilai sisa dan metode
penyusutan ditinjau secara berkala dengan
alasan yang jelas.
Masa manfaat, nilai sisa dan
metode penyusutan harus direview
minimum setiap tanggal neraca
(tiap tahun) dengan alasan pola
konsumsi atau pemanfaatan
ekonomi atas aset tersebut.
Perubahan pada masa manfaat suatu aktiva
dicatat
prospektif sebagai perubahan estimasi
akuntansi.
Sama
Ketika suatu aset tetap terdiri dari
komponen individu yang berbeda metode
atau tarif penyusutan yang sesuai, masingmasing
komponen dicatat secara terpisah
(komponen
akuntansi).
sama
Revaluasi
Umumnya, aset tetap tidak dapat dinilai
kembali ke fair value kecuali jika penilaian
kembali dilakukan berdasarkan peraturan
pemerintah.
Aktiva tetap dapat dinilai kembali
untuk fair value jika semua item di
kelas yang sama dinilai kembali
pada waktu yang sama dan
revaluasi disimpan up-to-date.
Impairment
Tidak ada panduan khusus tentang apakah
kompensasi atas kerugian atau penurunan
nilai dapat di-offset terhadap nilai tercatat
aktiva yang hilang atau
penurunan nilai.
Kompensasi atas kerugian atau
penurunan nilai tidak dapat offset
terhadap nilai tercatat aktiva yang
hilang atau turun.
Disposal
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari
penghentian atau pelepasan suatu aktiva
tetap diakui sebagai keuntungan atau
kerugian dalam laporan laba rugi
Sama
c. Investasi Jangka Panjang pada Instrument Utang dan Ekuitas
Sebagaimana diatur dalam IAS 32 & 39 dan IFRS 7 & 9, maka secara ringkas dapat dilihat
pada perbedaan dan persamaan IFRS dengan GAAP, yaitu sebagai berikut:
1. IFRS dan GAAP untuk debt securities memiliki perlakuan akuntansi yang sama
2. IFRS dan GAAP menggunakan pengujian yang sama untuk menentukan apakah
methode equity digunakan yaitu berdasarkan pengaruh yg signifikan dg patokan lebih
dari 20% kepemilikan.
3. Reklasifikasi securities adalah sama antar keduanya.
4. Dasar konsolidasi, IFRS dan GAAP mendasarkan pada persentasi kepemilikan (50%)
5. IFRS dan GAAP sama dalam akuntansi untuk pemilihan Fair Value yaitu pilihan
menggunakan fair value harus dilakukan di awal pengakuan.
6. GAAP tidak mengizinkan reversal untuk beban impairment yang telah terjadi untuk
“available for sale debt and equity securities”.
7. IFRS tidak mengizinkan hal yg sama untuk “available for sale equity ”, namun
mengizinkan reversal untuk “available for sale debt securities” dan “held-tomaturity
securities”.
d. Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasi menurut IFRS dan PSAK no 4 (revisi 2009) dan
perbedaannya dengan laporan keuangan konsolidasi menurut PSAK lama dan US GAAP
secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No Materi/Hal GAAP IFRS
1 Teori konsolidasi
yang mendasari
Hal ini
mempengaruhi:
Teori perusahaan induk Teori entitas
pemaka
i utama laporan
keuangan
konsolidasi
Pemegang saham perusahaan
induk
Penyesu
aian dan
eliminasi
Pemegang saham entitas
konsolidasi (induk dan NCI)
Terbatas pada hak induk
(proporsional)
Baik hak induk maupun non
controlling interest
-
Perlakuan
terhadap laba
(rugi) hak
pemegang saham
minoritas
Biaya Bagian laba untuk NCI
-
Perlakuan
terhadap hak
pemegang saham
minoritas
(neraca)
Sebagai hutang Sebagai bagian ekuitas
2 Beberapa istilah
yang dipakai
Majority interest (hak
pemegang saham mayoritas)
Controlling interest
Minority interest Non Controlling interest
3 Dasar penyajian
aktiva dan hutang
perusahaan anak
Hak induk disajikan berdasar
nilai wajar sedangkan hak
PSM berdasar nilai buku
Semua berdasar nilai wajar
4 Gooodwill
-
Pengakuan
goodwill
Hanya mengakui goodwill hak
induk
Ada 2 pilihan yaitu (1) hanya
mengakui goodwill hak induk
(propor-sional) atau (2)
mengakui goodwill secara total.
-
Perlakuan
terhadap goodwill
Subyek amortisasi Bukan subyek amortisasi tetapi
subyek analisis penurunan nilai
(impairment analysist)
Terkait dengan pembahasan topik-topik lainnya, akan dibahas selanjutnya
dikesempatan yang berbeda.
III. Contoh Laporan Keuangan
Berikut adalah contoh penyajian laporan keuangan setelah IFRS:
a. Laporan Posisi Keuangan
b. Laporan Laba Rugi Komprehensif
Untuk pemperkaya keilmuan tentang IFRS dan lainnya, para pembaca yang ingin belajar
lebih banyak dan lengkap, Anda dapat mempelajari IFRS dan ED PSAK dari sumber-sumber
terpercaya yaitu:
www.iasb.org
www.iasplus.com
www.iaiglobal.or.id .
www.ifac.org
Semoga bermanfaat,
Kontributor: Faiz Zamzami
Sumber : tulisan ini diolah berdasarkan materi yang disampaikan pembicara dalam TOT
tersebut dan hasil diskusi peserta TOT.
KOMPETISI GLOBAL
Akuntansi memainkan peranan yang sangat penting dalam masyarakat. Sebagai cabang ilmu ekonomi, akuntansi memberikan informasi mengenai suatu perusahaan dan transksinya untuk memfasilitas keputusan alokasi sumber daya oleh para pengguna informasi tersebut. Salah satu jenis akuntansi ialah Akuntansi Internasional.
Perbedaan dengan akuntansi lainya adalah bahwa perusahaan yang dilaporkan adalah perusahaan multinasional dengan operasi dan transaksi yang melintasi batas-batas negara atau suatu perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para pengguna yang berlokasi di negara selain negara perusahaan pelaporan.
Ada berbagai macam factor-faktor penting yang akan menunjukan betapa pentingnya akuntansi internasional seperti pertumbuhan dan Penyebaran opersi multinasiona, Kompetisi global, Merger dan akuisisi lintas batas, Inovasi keuangan, dan Internasionalisasi pasar modal. Kompetisi global serta Merger dan akuisisi lintas batas yang akan menjadi sorotan utama dalam makalah ini.
1. Kompetisi Global
Kompetisi adalah factor lain yang mendukung pentingnya Akuntansi Internasional. Penentuan acuan, suatu tindakan untuk membandingkan kinerja suatu pihak dengan suatu standar yang memadai, bukanlah hal yang baru. Yang baru adalah standar perbandingan yang digunakan kini melampaui batas-batas nasional. Oleh karena itu, kita tidak lagi bersaing dengan wilayah yang sama, tetapi bersaing dengan rekan kerja di negara lain.
Penentuan acuan terhadap pesaing internasional, seseorang harus memastikan bahwa perbandingan yang dilakukan memang benar-benar dapat dilakukan. Karena, apabila para pembaca laporan yang tidak menyadari perbedaan pengukuran nasional dan perhitungan penyesuaian yang diperlukan dengan jelasnya maka akan berada dalam posisi yang tidak menguntukan.
2. Merger dan Akuisisi Lintas Batas
Seperti yang kita ketahui, konsolidasi industry marupakan kegiatan yang lumrah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar. Tidak luput juga akuntansi akan berperan penting dalam mega konsilidasi ini karena angka-angka yang dihasilkan akuntansi bersifat mendasar dalam proses penilaian perusahaan. Perbedaan aturan pengukuran nasional dapat memperumit proses penilaian perusahaan. Oleh karena terdapat perbedaan aturan pengukuran akuntasi maka dapat menimbulkan kawasan bermain yang tidak sebanding dalam pasar untuk memperoleh kendali perusahaan.
Perbedaan dengan akuntansi lainya adalah bahwa perusahaan yang dilaporkan adalah perusahaan multinasional dengan operasi dan transaksi yang melintasi batas-batas negara atau suatu perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para pengguna yang berlokasi di negara selain negara perusahaan pelaporan.
Ada berbagai macam factor-faktor penting yang akan menunjukan betapa pentingnya akuntansi internasional seperti pertumbuhan dan Penyebaran opersi multinasiona, Kompetisi global, Merger dan akuisisi lintas batas, Inovasi keuangan, dan Internasionalisasi pasar modal. Kompetisi global serta Merger dan akuisisi lintas batas yang akan menjadi sorotan utama dalam makalah ini.
1. Kompetisi Global
Kompetisi adalah factor lain yang mendukung pentingnya Akuntansi Internasional. Penentuan acuan, suatu tindakan untuk membandingkan kinerja suatu pihak dengan suatu standar yang memadai, bukanlah hal yang baru. Yang baru adalah standar perbandingan yang digunakan kini melampaui batas-batas nasional. Oleh karena itu, kita tidak lagi bersaing dengan wilayah yang sama, tetapi bersaing dengan rekan kerja di negara lain.
Penentuan acuan terhadap pesaing internasional, seseorang harus memastikan bahwa perbandingan yang dilakukan memang benar-benar dapat dilakukan. Karena, apabila para pembaca laporan yang tidak menyadari perbedaan pengukuran nasional dan perhitungan penyesuaian yang diperlukan dengan jelasnya maka akan berada dalam posisi yang tidak menguntukan.
2. Merger dan Akuisisi Lintas Batas
Seperti yang kita ketahui, konsolidasi industry marupakan kegiatan yang lumrah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar. Tidak luput juga akuntansi akan berperan penting dalam mega konsilidasi ini karena angka-angka yang dihasilkan akuntansi bersifat mendasar dalam proses penilaian perusahaan. Perbedaan aturan pengukuran nasional dapat memperumit proses penilaian perusahaan. Oleh karena terdapat perbedaan aturan pengukuran akuntasi maka dapat menimbulkan kawasan bermain yang tidak sebanding dalam pasar untuk memperoleh kendali perusahaan.
Akuntansi Di Indonesia
1. Zaman Kolonial Pada waktu orang-orang Belanda datang ke Indonesia kurang lebih abad ke-16, mereka datang dengan tujuan untuk berdagang. Kemudian mereka membentuk perserikatan Maskapai Belanda yang dikenal dengan nama Vereenidge Oost Indische Campagnie (VOC), yang didirikan pada tahun 1602. Akhir abad ke-18 VOC mengalami kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. Dalam kurun waktu itu, VOC memperoleh hak monopoli perdagangan rempah-rempah yang dilakukan secara paksa di Indonesia, dimana jumlah transaksi dagangnya, baik frekuensi maupun nilainya terus bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun itu bisa dipastikan Maskapai Belanda telah melakukan pencatatan atas mutasi transaksi keuangan.
Dalam hubungan itu, Ans Saribanon Sapiie (1980), mengemukakan bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik mengenai catatan pembukuan di Indonesia paling tidak sudah ada menjelang pertengahan abad ke-17.
2. Zaman Penjajahan Belanda
Setelah VOC bubar pada tauhn 1799, kekuasaannya diambil alih oleh Kerajaan Belanda,zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942. Pada waktu itu, catatan pembukuannya menekankan pada mekanisme debet dan kredit, yang antara lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha peredaran candu atau morfin (amphioen) yang merupakan usaha monopoli di Belanda.
Catatan pembukuannya merupakan modifikasi system Venesia-Italia, dan tidak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual untuk mengembangkan system pencatatan karena kondisinya sangat menekankan pada praktik-praktik dagang yang semata-mata untuk kepentingan perusahaan Belanda.
Hadibroto (1992) mengikhtisarkan system pembukuan asal etnis sebagai berikut.
1. System pembukuan Cina, terdiri dari lima kelompok, yaitu
- System Hokkian (Amoy);
- System Kanton;
- System Hokka;
- System Tio Tjoe atau System Swatow;
- System gaya baru.
1. System pembukuan India atau system Bombay
2. System pembukuan Arab atau Hadramaut
3. Zaman Penjajahan Jepang
Pada masa penjajahan Jepang 1942-1945, banyak orang Belanda yang ditangkap dan dimasukkan kedalam sel-sel oleh tentara Jepang. Hal ini menyebabkan kekurangan tenaga kerja pada jawatan-jawatan negara termasuk Kementrian Keuangan. Untuk mengatasi hal tersebut, diadakan latihan pegawai dan kursus-kursus pembukuan pola Belanda.
Sejalan dengan itu, kondisi pembukuan pada masa pendudukan Jepang tidak mengalami perubahan. Jepang juga mengajarkan pembukuan dengan menggunakan huruf Kanji, namun tidak diajarkan pada orang-orang Indonesia.
3 Zaman Kemerdekaan
System akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia adalah system akuntansi Belanda yang lebih dikenal system tata buku. Setelah pada tahun 1950-an perusahaan milik Belanda dinasionalisasi dan modal asing pun mulai masuk, terutama dari Amerika yang juga membawa system akuntansinya sendiri yang harus diikuti perusahaan miliknya di Indonesia. Pada saat yang sama, perusahaan yang ada masih tetap menigkuti system akuntansi Belanda yang sudah mapan. Sejak saat ini muncullah dualisme system akuntansi di Indonesia.
Pada tahum 1980 atas bantuan pinjaman dari World Bank, pemerintah Indonesia melakukan upaya harmonisasi system akuntansi sehingga diupayakan untuk menghapus dualisme tadi sehingga berakhirlah dualisme system akuntansi di Indonesia.
Dalam hubungan itu, Ans Saribanon Sapiie (1980), mengemukakan bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik mengenai catatan pembukuan di Indonesia paling tidak sudah ada menjelang pertengahan abad ke-17.
2. Zaman Penjajahan Belanda
Setelah VOC bubar pada tauhn 1799, kekuasaannya diambil alih oleh Kerajaan Belanda,zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942. Pada waktu itu, catatan pembukuannya menekankan pada mekanisme debet dan kredit, yang antara lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha peredaran candu atau morfin (amphioen) yang merupakan usaha monopoli di Belanda.
Catatan pembukuannya merupakan modifikasi system Venesia-Italia, dan tidak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual untuk mengembangkan system pencatatan karena kondisinya sangat menekankan pada praktik-praktik dagang yang semata-mata untuk kepentingan perusahaan Belanda.
Hadibroto (1992) mengikhtisarkan system pembukuan asal etnis sebagai berikut.
1. System pembukuan Cina, terdiri dari lima kelompok, yaitu
- System Hokkian (Amoy);
- System Kanton;
- System Hokka;
- System Tio Tjoe atau System Swatow;
- System gaya baru.
1. System pembukuan India atau system Bombay
2. System pembukuan Arab atau Hadramaut
3. Zaman Penjajahan Jepang
Pada masa penjajahan Jepang 1942-1945, banyak orang Belanda yang ditangkap dan dimasukkan kedalam sel-sel oleh tentara Jepang. Hal ini menyebabkan kekurangan tenaga kerja pada jawatan-jawatan negara termasuk Kementrian Keuangan. Untuk mengatasi hal tersebut, diadakan latihan pegawai dan kursus-kursus pembukuan pola Belanda.
Sejalan dengan itu, kondisi pembukuan pada masa pendudukan Jepang tidak mengalami perubahan. Jepang juga mengajarkan pembukuan dengan menggunakan huruf Kanji, namun tidak diajarkan pada orang-orang Indonesia.
3 Zaman Kemerdekaan
System akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia adalah system akuntansi Belanda yang lebih dikenal system tata buku. Setelah pada tahun 1950-an perusahaan milik Belanda dinasionalisasi dan modal asing pun mulai masuk, terutama dari Amerika yang juga membawa system akuntansinya sendiri yang harus diikuti perusahaan miliknya di Indonesia. Pada saat yang sama, perusahaan yang ada masih tetap menigkuti system akuntansi Belanda yang sudah mapan. Sejak saat ini muncullah dualisme system akuntansi di Indonesia.
Pada tahum 1980 atas bantuan pinjaman dari World Bank, pemerintah Indonesia melakukan upaya harmonisasi system akuntansi sehingga diupayakan untuk menghapus dualisme tadi sehingga berakhirlah dualisme system akuntansi di Indonesia.
Neraca Pembayaran Internasional
neraca pembayaran internasional suatu negara biasanya juga disebut neraca perdagangan luar negeri (balance of payment, balance of internasional payments) bisa didefinisikan sebagai suatu ikhtisar yang disusun secara sistematik yang memuat semua transaksi - transaksi ekonomi luar negeri yang diadakan oleh penduduk negara bersangkutan, untuk jangka waktu tertentu. Pada umumnya jangka waktu yang digunakan adalah jangka waktu satu tahun. Jadi dari definisi diatas, bahwa neraca pembayaran internasional merupakan catatan yang memuat transaksi - transaksi yang diadakan oleh penduduk negara tersebut dengan penduduk negara lain untuk jangka waktu tertentu.
Mengenai pernyataan bahwa neraca pembayaran internasional harus berbentuk satu ikhtisar hanyalah merupakan suatu tuntunan praktis saja. dapat dibayangkan bagaimana bentuk suatu neraca pembayaran internasional dimana setiap transaksi kita catat sendiri - sendiri dalam neraca pembayaran internasional tersebut. disamping neraca pembayaran itu akan sangat tebal, tambahan pula juga akan banyak memakan biaya dalam penyusunannya, neraca pembayaran yang demikian tidak akan dapat memberikan gambaran yang berarti bagi pembacanya.
Oleh karena itu, dengan tujuan agar supaya neraca pembayaran internasional yang kita susun dapat kita manfaatkan, perlu neraca pembayaran internasional kita susun dalam bentuk ikhtisar, yang disusun dengan menggunakan cara - cara tertentu.
Mengenai pernyataan bahwa neraca pembayaran internasional harus berbentuk satu ikhtisar hanyalah merupakan suatu tuntunan praktis saja. dapat dibayangkan bagaimana bentuk suatu neraca pembayaran internasional dimana setiap transaksi kita catat sendiri - sendiri dalam neraca pembayaran internasional tersebut. disamping neraca pembayaran itu akan sangat tebal, tambahan pula juga akan banyak memakan biaya dalam penyusunannya, neraca pembayaran yang demikian tidak akan dapat memberikan gambaran yang berarti bagi pembacanya.
Oleh karena itu, dengan tujuan agar supaya neraca pembayaran internasional yang kita susun dapat kita manfaatkan, perlu neraca pembayaran internasional kita susun dalam bentuk ikhtisar, yang disusun dengan menggunakan cara - cara tertentu.
Sistem Akuntansi dan pengaruhnya
Seperti halnya dunia bisnis pada umumnya, praktik-praktik akuntansi beserta
pengungkapan informasi finansial di perusahaan di berbagai negara dipengaruhi oleh berbagai faktor. Radebaugh dan Gray (1997:47) menyebutkan sedikitnya ada
empat belas faktor yang mempengaruhi sistem akuntansi perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah sifat kepemilikan perusahaan, aktivitas usaha, sumber pendanaan dan pasar modal, sistem perpajakan, eksistensi dan pentingnya profesi akuntan, pendidikan dan riset akuntansi, sistem politik, iklim sosial, tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, tingkat inflasi, sistem perundang-undangan, dan aturan-aturan akuntansi.
Lebih rinci, Radebaugh dan Gray menjelaskan hubungan antara faktor-faktor tersebut di atas dengan sistem akuntansi perusahaan sebagai berikut:
a. Sifat kepemilikan perusahaan
Kebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang dimiliki publicdibandingkan dengan pada perusahaan keluarga.
b. Aktivitas usaha
Sistem akuntansi dipengaruhi oleh jenis aktivitas usaha, misalnya agribisnis yang berbeda dengan manufaktur, atau perusahaan kecil yang berbeda dengan perusahaan multinasional.
c. Sumber pendanaan
Kebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sumber pendanaan dari para pemegang saham eksternal dibandingkan dengan pada perusahaan dengan sumber pendanaan dari perbankan atau dari dana keluarga.
d. Sistem perpajakan
Negara-negara seperti Perancis dan Jerman menggunakan laporan keuangan perusahaan sebagai dasar penentuan utang pajak penghasilan, sedangkan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris menggunakan laporan keuangan yang telah disesuaikan dengan aturan perpajakan sebagai dasar penentuan utang pajak dan disampaikan terpisah dengan laporan keuangan untuk pemegang saham.
e. Eksistensi dan pentingnya profesi akuntan
Profesi akuntan yang lebih maju di negara-negara maju juga membuat system akuntansi yang dipakai lebih maju dibandingkan dengan di negara-negara yang masih menerapkan sistem akuntansi yang sentralistik dan seragam.
f. Pendidikan dan riset akuntansi
Pendidikan dan riset akuntansi yang baik kurang dijalankan di negara-negara yang sedang berkembang. Pengembangan profesi juga dipengaruhi oleh pendidikan dan riset akuntansi yang bermutu.
g. Sistem politik
Sistem politik yang dijalankan oleh suatu negara sangat berpengaruh pada sistem akuntansi yang dibuat untuk menggambarkan filosofi dan tujuan politik di negara tersebut, seperti halnya pilihan atas perencanaan terpusat (central planning) atau swastanisasi (private enterprises).
h. Iklim social
Iklim sosial diartikan sebagai sikap atas penghargaan terhadap hak-hak pekerja dan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut pada umumnya dipengaruhi atas sistem sosial tersebut.
i. Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
Perubahan struktur perekonomian dari agraris ke manufaktur akan menampilkan sisi lain dari sistem akuntansi, antara lain dengan mulai diperhitungkannya depresiasi mesin. Industri jasa juga memunculkan pertimbangan atas pencatatan aktiva tak berwujud seperti merek, goodwill dan sumber daya manusia.
j. Tingkat inflasi
Timbulnya hyperinflation di beberapa negara di kawasan Amerika Selatan membuat adanya pemikiran untuk menggunakan pendekatan lain sebagai alternatif dari pendekatan historical cost.
k. Sistem perundang-undangan
Di negara-negara seperti Perancis dan Jerman yang menggunakan civil codes, aturan-aturan akuntansi yang dipakai cenderung rinci dan komprehensif, berbeda dengan Amerika Serikat dan Inggris yang menggunakancommon law.
l. Aturan-aturan akuntansi
Standar dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak sepenuhnya sama dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan standar dan aturan akuntansi lebih banyak ditemukan di negara-negara yang telah memasukkan aturan-aturan profesional dalam aturan-aturan perusahaan, seperti di Inggris dan Amerika Serikat.
Sementara itu Christopher Nobes dan Robert Parker (1995:11)menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah (1) sistem hukum, (2) pemilik dana, (3) pengaruh sistem
perpajakan, dan (4) kemantapan profesi akuntan. (5) inflasi, (6) teori akuntansi dan
(7) accidents of history .
a. Sistem hukum
Peraturan perusahaan, termasuk dalam hal ini adalah sistem dan prosedur akuntansi, banyak dipengaruhi oleh sistem hukum yang berlaku di suatu negara. Beberapa negara seperti Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, Belanda menganut sistem hukum yang digolongkan dalam codified Roman law. Dalam codified law, aturan-aturan dikaitkan dengan ide dasar moral dan keadilan, yang cenderung menjadi suatu doktrin. Sementara itu negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat,dan negara-negara persemakmuran Inggris menganut sistem common law. Dalam common law, dicoba adanya suatu jawaban untuk kasus-kasus yang spesifik dan tidak membuat suatu formulasi umum.
b. Sumber pendanaan
Berdasarkan sumber pendanaan, perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua. Kelompok yang pertama adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besardananya dari para pemegang saham di pasar modal (shareholder). Kelompok kedua adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari bank, negara atau dana keluarga. Umumnya di negara-negara dengan sebagian besar perusahaan yang dimiliki olehshareholders namun para shareholders ini tidak mempunyai akses atas informasi internal, lebih banyak tuntutan atas adanya pengungkapan (disclosure), pemeriksaan (audit) dan informasi yang tidak bias (fair information).
c. Sistem perpajakan
Sejauh mana sistem perpajakan dapat mempengaruhi sistem akuntansi adalah dengan melihat sejauh mana peraturan perpajakan menentukan pengukuran akuntansi (accounting measurement). Di Jerman, pembukuan menurut pajak harus sama dengan pembukuan komersial. Sedangkan di banyak negara lain seperti Inggris, Amerika Serikat dan juga termasuk Indonesia, terdapat aturan-aturan yang berbeda antara perpajakan dan komersial perusahaan. Contoh yang paling jelas mengenai hal ini adalah depresiasi.
d. Profesi akuntan
Badan-badan yang dibentuk sebagai wadah profesi ternyata berbeda-beda di setiap negara, dan hasil yang berupa aturan-aturan atau standar dipengaruhi oleh bentuk, wewenang dan anggota dari badan-badan tersebut. Di beberapa negara ditemui adanya pemisahan profesi akuntan, sebagai ahli perpajakan atau hanya sebagai akuntan perusahaan. Anggota suatu badan yang mengatur standar akuntansi bisa terdiri hanya dari kalangan akuntan publik atau mengikutsertakan pihak-pihak dari kalangan dunia usaha, industri, pemerintah dan kalangan pendidik. Tingkat pendidikan dan pengalaman dalam dunia praktis sebagai syarat seseorang untuk bisa menjadi anggota badan tersebut juga akan menentukan kualitas standar dan aturan akuntansi sebagai keluaran yang dihasilkan.
e. Inflasi
Di negara-negara dengan tingkat inlasi mencapai ratusan persen setiap tahun, seperti di Amerika Selatan, penggunaan metode general price level adjustmentmenjadi relevan mengingat adanya kebutuhan untuk menganalisis laporan keuangan secara lebih tepat dibandingkan tetap menggunakan historical cost.
f. Teori Akuntansi
Teori akuntansi sangat mempengaruhi pelaksanaan praktik-praktik akuntansi seperti halnya yang terjadi di Belanda. Di negara ini para ahli teori akuntansi mengatakan bahwa pengguna laporan keuangan akan mendapatkan penilaian atas kinerja yang wajar dari sebuah perusahaan jika akuntan diperbolehkan untuk menggunakan judgment untuk memilih dan menampilkan angka-angka tertentu. Dalam hal ini disarankan penggunaan replacement cost information. Salah satu contoh pengaruh teori akuntansi terhadap praktik akuntansi adalah dengan disusunnya conceptual framework.
g. Accidents of History
Sistem dan praktik akuntansi tidak bisa lepas dari kondisi politik dan ekonomi di negara yang bersangkutan. Kejadian-kejadian tertentu biasanya memberikanekonomi di Amerika Serikat di akhir tahun 1920-an memunculkan standar akuntansi yang mengharuskan adanya pengungkapan (disclosure) data keuangan. Untuk Indonesia, krisis nilai tukar di pertengahan tahun 1997 menyebabkan munculnya pernyataan atau interpretasi yang berkaitan dengan penggunaan mata uang asing dalam pelaporan keuangan serta perlakuan atas selisih kurs. Kolonialisasi juga menyebabkan negara yang diduduki dengan sendirinya mengikuti sistem dan praktik akuntansi negara yang mendudukinya.
pengungkapan informasi finansial di perusahaan di berbagai negara dipengaruhi oleh berbagai faktor. Radebaugh dan Gray (1997:47) menyebutkan sedikitnya ada
empat belas faktor yang mempengaruhi sistem akuntansi perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah sifat kepemilikan perusahaan, aktivitas usaha, sumber pendanaan dan pasar modal, sistem perpajakan, eksistensi dan pentingnya profesi akuntan, pendidikan dan riset akuntansi, sistem politik, iklim sosial, tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, tingkat inflasi, sistem perundang-undangan, dan aturan-aturan akuntansi.
Lebih rinci, Radebaugh dan Gray menjelaskan hubungan antara faktor-faktor tersebut di atas dengan sistem akuntansi perusahaan sebagai berikut:
a. Sifat kepemilikan perusahaan
Kebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang dimiliki publicdibandingkan dengan pada perusahaan keluarga.
b. Aktivitas usaha
Sistem akuntansi dipengaruhi oleh jenis aktivitas usaha, misalnya agribisnis yang berbeda dengan manufaktur, atau perusahaan kecil yang berbeda dengan perusahaan multinasional.
c. Sumber pendanaan
Kebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sumber pendanaan dari para pemegang saham eksternal dibandingkan dengan pada perusahaan dengan sumber pendanaan dari perbankan atau dari dana keluarga.
d. Sistem perpajakan
Negara-negara seperti Perancis dan Jerman menggunakan laporan keuangan perusahaan sebagai dasar penentuan utang pajak penghasilan, sedangkan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris menggunakan laporan keuangan yang telah disesuaikan dengan aturan perpajakan sebagai dasar penentuan utang pajak dan disampaikan terpisah dengan laporan keuangan untuk pemegang saham.
e. Eksistensi dan pentingnya profesi akuntan
Profesi akuntan yang lebih maju di negara-negara maju juga membuat system akuntansi yang dipakai lebih maju dibandingkan dengan di negara-negara yang masih menerapkan sistem akuntansi yang sentralistik dan seragam.
f. Pendidikan dan riset akuntansi
Pendidikan dan riset akuntansi yang baik kurang dijalankan di negara-negara yang sedang berkembang. Pengembangan profesi juga dipengaruhi oleh pendidikan dan riset akuntansi yang bermutu.
g. Sistem politik
Sistem politik yang dijalankan oleh suatu negara sangat berpengaruh pada sistem akuntansi yang dibuat untuk menggambarkan filosofi dan tujuan politik di negara tersebut, seperti halnya pilihan atas perencanaan terpusat (central planning) atau swastanisasi (private enterprises).
h. Iklim social
Iklim sosial diartikan sebagai sikap atas penghargaan terhadap hak-hak pekerja dan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut pada umumnya dipengaruhi atas sistem sosial tersebut.
i. Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
Perubahan struktur perekonomian dari agraris ke manufaktur akan menampilkan sisi lain dari sistem akuntansi, antara lain dengan mulai diperhitungkannya depresiasi mesin. Industri jasa juga memunculkan pertimbangan atas pencatatan aktiva tak berwujud seperti merek, goodwill dan sumber daya manusia.
j. Tingkat inflasi
Timbulnya hyperinflation di beberapa negara di kawasan Amerika Selatan membuat adanya pemikiran untuk menggunakan pendekatan lain sebagai alternatif dari pendekatan historical cost.
k. Sistem perundang-undangan
Di negara-negara seperti Perancis dan Jerman yang menggunakan civil codes, aturan-aturan akuntansi yang dipakai cenderung rinci dan komprehensif, berbeda dengan Amerika Serikat dan Inggris yang menggunakancommon law.
l. Aturan-aturan akuntansi
Standar dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak sepenuhnya sama dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan standar dan aturan akuntansi lebih banyak ditemukan di negara-negara yang telah memasukkan aturan-aturan profesional dalam aturan-aturan perusahaan, seperti di Inggris dan Amerika Serikat.
Sementara itu Christopher Nobes dan Robert Parker (1995:11)menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah (1) sistem hukum, (2) pemilik dana, (3) pengaruh sistem
perpajakan, dan (4) kemantapan profesi akuntan. (5) inflasi, (6) teori akuntansi dan
(7) accidents of history .
a. Sistem hukum
Peraturan perusahaan, termasuk dalam hal ini adalah sistem dan prosedur akuntansi, banyak dipengaruhi oleh sistem hukum yang berlaku di suatu negara. Beberapa negara seperti Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, Belanda menganut sistem hukum yang digolongkan dalam codified Roman law. Dalam codified law, aturan-aturan dikaitkan dengan ide dasar moral dan keadilan, yang cenderung menjadi suatu doktrin. Sementara itu negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat,dan negara-negara persemakmuran Inggris menganut sistem common law. Dalam common law, dicoba adanya suatu jawaban untuk kasus-kasus yang spesifik dan tidak membuat suatu formulasi umum.
b. Sumber pendanaan
Berdasarkan sumber pendanaan, perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua. Kelompok yang pertama adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besardananya dari para pemegang saham di pasar modal (shareholder). Kelompok kedua adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari bank, negara atau dana keluarga. Umumnya di negara-negara dengan sebagian besar perusahaan yang dimiliki olehshareholders namun para shareholders ini tidak mempunyai akses atas informasi internal, lebih banyak tuntutan atas adanya pengungkapan (disclosure), pemeriksaan (audit) dan informasi yang tidak bias (fair information).
c. Sistem perpajakan
Sejauh mana sistem perpajakan dapat mempengaruhi sistem akuntansi adalah dengan melihat sejauh mana peraturan perpajakan menentukan pengukuran akuntansi (accounting measurement). Di Jerman, pembukuan menurut pajak harus sama dengan pembukuan komersial. Sedangkan di banyak negara lain seperti Inggris, Amerika Serikat dan juga termasuk Indonesia, terdapat aturan-aturan yang berbeda antara perpajakan dan komersial perusahaan. Contoh yang paling jelas mengenai hal ini adalah depresiasi.
d. Profesi akuntan
Badan-badan yang dibentuk sebagai wadah profesi ternyata berbeda-beda di setiap negara, dan hasil yang berupa aturan-aturan atau standar dipengaruhi oleh bentuk, wewenang dan anggota dari badan-badan tersebut. Di beberapa negara ditemui adanya pemisahan profesi akuntan, sebagai ahli perpajakan atau hanya sebagai akuntan perusahaan. Anggota suatu badan yang mengatur standar akuntansi bisa terdiri hanya dari kalangan akuntan publik atau mengikutsertakan pihak-pihak dari kalangan dunia usaha, industri, pemerintah dan kalangan pendidik. Tingkat pendidikan dan pengalaman dalam dunia praktis sebagai syarat seseorang untuk bisa menjadi anggota badan tersebut juga akan menentukan kualitas standar dan aturan akuntansi sebagai keluaran yang dihasilkan.
e. Inflasi
Di negara-negara dengan tingkat inlasi mencapai ratusan persen setiap tahun, seperti di Amerika Selatan, penggunaan metode general price level adjustmentmenjadi relevan mengingat adanya kebutuhan untuk menganalisis laporan keuangan secara lebih tepat dibandingkan tetap menggunakan historical cost.
f. Teori Akuntansi
Teori akuntansi sangat mempengaruhi pelaksanaan praktik-praktik akuntansi seperti halnya yang terjadi di Belanda. Di negara ini para ahli teori akuntansi mengatakan bahwa pengguna laporan keuangan akan mendapatkan penilaian atas kinerja yang wajar dari sebuah perusahaan jika akuntan diperbolehkan untuk menggunakan judgment untuk memilih dan menampilkan angka-angka tertentu. Dalam hal ini disarankan penggunaan replacement cost information. Salah satu contoh pengaruh teori akuntansi terhadap praktik akuntansi adalah dengan disusunnya conceptual framework.
g. Accidents of History
Sistem dan praktik akuntansi tidak bisa lepas dari kondisi politik dan ekonomi di negara yang bersangkutan. Kejadian-kejadian tertentu biasanya memberikanekonomi di Amerika Serikat di akhir tahun 1920-an memunculkan standar akuntansi yang mengharuskan adanya pengungkapan (disclosure) data keuangan. Untuk Indonesia, krisis nilai tukar di pertengahan tahun 1997 menyebabkan munculnya pernyataan atau interpretasi yang berkaitan dengan penggunaan mata uang asing dalam pelaporan keuangan serta perlakuan atas selisih kurs. Kolonialisasi juga menyebabkan negara yang diduduki dengan sendirinya mengikuti sistem dan praktik akuntansi negara yang mendudukinya.
Keseragaman Akuntansi
Ada tiga pendekatan praktis atas pola pengembangan keseragaman akuntansi :
1. Pendekatan bisnis
Dalam pendekatan ini, keseragaman akuntansi ditujukan secara khusus kepada pemakai-pemakai tertentu data akuntansi. Pendekatan ini mempertimbangkan secara penuh karakteristik-karakteristik bisnis dan lingkungan bisnis tempat dimana data dikumpulkan, diproses dan dikomunikasikan. Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan pragmatis yang sangat bergantung pada konvensi dan paling sering dipakai dalam perancangan bagan-bagan akun terpisah yang seragam, yaitu bagi suatu cabang industri atau perdagangan.
2. Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomi bagi keseragaman akuntansi pada dasarnya adalah pendekatan makro. Pendekatan ini mengakaitkan akuntansi dengan kebijakan publik. Badan-badan hukum dan peraturan publik digunakan untuk menjalankan sistem yang telah terbentuk dalam pola pengembangan seperti itu. Pertimbangan-pertimabangan akuntansi teknis berada pada tingkatan kedua, dan pertimbangan-pertimbangan kebijakan nasional berada pada tingkatan paling atas.
3. Pendekatan teknis
Pendekatan akuntansi teknis atas pengembangan keseragaman merupakan pekerjaan para akademisi. Pendekatan ini bersifat analitis, dimana pendekatan ini berusaha memperoleh keseragaman dari prinsip-prinsip dasar pembukuan double entry. Pendekatan ini juga merupakan pendekatan umum karena perhatian langsung diberikan kepada karakteristik-karakteristik bisnis tertentu dari transaksi-transaksi akuntansi atau proses akuntansi. Terakhir, orientasi yang luas dari pendekatan ini pada hakekatnya bersifat teoritis.
1. Pendekatan bisnis
Dalam pendekatan ini, keseragaman akuntansi ditujukan secara khusus kepada pemakai-pemakai tertentu data akuntansi. Pendekatan ini mempertimbangkan secara penuh karakteristik-karakteristik bisnis dan lingkungan bisnis tempat dimana data dikumpulkan, diproses dan dikomunikasikan. Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan pragmatis yang sangat bergantung pada konvensi dan paling sering dipakai dalam perancangan bagan-bagan akun terpisah yang seragam, yaitu bagi suatu cabang industri atau perdagangan.
2. Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomi bagi keseragaman akuntansi pada dasarnya adalah pendekatan makro. Pendekatan ini mengakaitkan akuntansi dengan kebijakan publik. Badan-badan hukum dan peraturan publik digunakan untuk menjalankan sistem yang telah terbentuk dalam pola pengembangan seperti itu. Pertimbangan-pertimabangan akuntansi teknis berada pada tingkatan kedua, dan pertimbangan-pertimbangan kebijakan nasional berada pada tingkatan paling atas.
3. Pendekatan teknis
Pendekatan akuntansi teknis atas pengembangan keseragaman merupakan pekerjaan para akademisi. Pendekatan ini bersifat analitis, dimana pendekatan ini berusaha memperoleh keseragaman dari prinsip-prinsip dasar pembukuan double entry. Pendekatan ini juga merupakan pendekatan umum karena perhatian langsung diberikan kepada karakteristik-karakteristik bisnis tertentu dari transaksi-transaksi akuntansi atau proses akuntansi. Terakhir, orientasi yang luas dari pendekatan ini pada hakekatnya bersifat teoritis.
Minggu, 19 Juni 2011
Mata Uang Asing dan TransaksI
Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesaiannya dipengaruhi dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.
Suatu transaksi mata uang asing dapat berdenomisasi dalam satu mata uang, tetapi diukur atau dicatat dalammata uang yang lain. Untuk memahami mengapa hal ini terjadi, pertimbangkanlah pertama-tama istilah mata uang fungsional. Mata uang fungsional sebuah perusahaan diartikan sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama dimana perusahaan beroperasi dan menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak perusahaan luar negeri relative berdiri sendiri dan terintegrasi dalam negara asing, umumnya akan menghasilkan dan mengeluarkan uang dalam mata uang local. Dengan demikian mata uang local adalah mata uang fungsional. Jika suatu perusahaan asing mempertahankan akun-akunnya dalam mata uang selain mata uang fungsional, mata uang fungsional adalah mata uang pihak ketiga.
FAS No. 52, pernyataan standar akuntansi untuk mata uang asing yang wajib diterapkan di AS, mengharuskan perlakuan berikut ini untuk transaksi mata uang asing :
1.Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut.
2.Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo tercatat yang berdenominasi dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini.
Berdasarkan hal ini, penyesuaian kurs nilai tukar valuta asing perlu dibuat pada saat terjadi perubahan kurs nilai tukar diantara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian. Apabila laporan keuangan disusun sebelum penyelesaian transaksi, penyesuaian akuntansi akan sama dengan perbedaan antara jumlah yang awalnya dicatat dan jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.
FASB menolak pandangan yang menyatakan bahwa pembedaan perlu dibuat anatara keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah diselesaikan dan yang belum diselesaikan, karena pembedaan seperti itu tidak dapat diterapkan dalam praktik. Terdapat 2 perlakuan akuntansi atas keuntungan dan kerugian transaksi yang dapat diterapkan.
Perspektif Transaksi Tunggal
Berdasarkan perspektif transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesaiannya merupakan satu peristiwa tunggal.
Perspektif Dua Transaksi
Berdasarkan perspektif dua transaksi, penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut.
Suatu transaksi mata uang asing dapat berdenomisasi dalam satu mata uang, tetapi diukur atau dicatat dalammata uang yang lain. Untuk memahami mengapa hal ini terjadi, pertimbangkanlah pertama-tama istilah mata uang fungsional. Mata uang fungsional sebuah perusahaan diartikan sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama dimana perusahaan beroperasi dan menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak perusahaan luar negeri relative berdiri sendiri dan terintegrasi dalam negara asing, umumnya akan menghasilkan dan mengeluarkan uang dalam mata uang local. Dengan demikian mata uang local adalah mata uang fungsional. Jika suatu perusahaan asing mempertahankan akun-akunnya dalam mata uang selain mata uang fungsional, mata uang fungsional adalah mata uang pihak ketiga.
FAS No. 52, pernyataan standar akuntansi untuk mata uang asing yang wajib diterapkan di AS, mengharuskan perlakuan berikut ini untuk transaksi mata uang asing :
1.Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut.
2.Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo tercatat yang berdenominasi dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini.
Berdasarkan hal ini, penyesuaian kurs nilai tukar valuta asing perlu dibuat pada saat terjadi perubahan kurs nilai tukar diantara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian. Apabila laporan keuangan disusun sebelum penyelesaian transaksi, penyesuaian akuntansi akan sama dengan perbedaan antara jumlah yang awalnya dicatat dan jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.
FASB menolak pandangan yang menyatakan bahwa pembedaan perlu dibuat anatara keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah diselesaikan dan yang belum diselesaikan, karena pembedaan seperti itu tidak dapat diterapkan dalam praktik. Terdapat 2 perlakuan akuntansi atas keuntungan dan kerugian transaksi yang dapat diterapkan.
Perspektif Transaksi Tunggal
Berdasarkan perspektif transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesaiannya merupakan satu peristiwa tunggal.
Perspektif Dua Transaksi
Berdasarkan perspektif dua transaksi, penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut.
Bidang Akuntansi Internasional
Akuntansi internasional meliputi dua aspek bahasan utama yaitu deskripsi, pembandingan akuntansi, dan dimensi akuntansi atas transaksi internasional. Pada aspek yang pertama, akuntansi internasional membahas gambaran standar akuntansi dan praktek akuntansi pada berbagai negara serta membandingkan standar dan praktek tersebut pada masing-masing negara yang dibahas. Selain itu, aspek akuntansi internasional juga membahas mengenai pelaporan keuangan, valuta asing, perpajakan, audit internasional serta manajemen untuk bisnis internasional.
Akuntansi Internasional juga termasuk akuntansi yang bertujuan umum yang berorientasi nasional, dalam arti luas untuk :
* Analisa komparatif internasional
* Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi-transaksi bisnis mulitnasional
* Kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional
* Harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi, profesi dan pembuatan standar
Akuntansi Internasional pada khususnya mencakup bidang akuntansi keuangan dan pelaporan, akuntansi manajemen, auditing, perpajakan dan upaya-upaya harmonisasi akuntansi yang sedang dilakukan.
Akuntansi Internasional juga termasuk akuntansi yang bertujuan umum yang berorientasi nasional, dalam arti luas untuk :
* Analisa komparatif internasional
* Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi-transaksi bisnis mulitnasional
* Kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional
* Harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi, profesi dan pembuatan standar
Akuntansi Internasional pada khususnya mencakup bidang akuntansi keuangan dan pelaporan, akuntansi manajemen, auditing, perpajakan dan upaya-upaya harmonisasi akuntansi yang sedang dilakukan.
SUMBER NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Neraca pembyaran luar negri Indonesia dapat diperoleh dari beberapa penerbitan resmi, antara lain:
1. Nota keuangan dan rancangan anggaran pendapatan dan belanja Negara yang diterbitkan setiap tahun sekali untuk masing-masing anggaran oleh departemen keuangan republic Indonesia
2. Bank Indonesia: laporan tahun pembukuan, yang diterbitkan setiap tahun sekali umtuk masing-masing anggaran oleh Bank Indonesia
3. Statistic ekonomi keuangan Indonesia, yang diterbitkan dua bulan sekali oleh Bank Indonesia
4. Statistic Indonesia: statistical yearbook of Indonesia, yang diterbitkan oleh biro pusat statistic setahun sekali
5. Indicator ekonomi, yang diterbitkan oleh biro pusat statistic sebulan sekali
Perlulah kiranya diketengahkan disini suatu catatan bahwa neraca-neraca pembayaran yang diterbitkan sebagai penerbitan resmi tersebut diatas sussunan dan angka-angkanya tidak selalu sesuai
Perbedaan-perbedaan tersebut kemungkinan merupakan akibat:
1. penggunaan dasar waktu yang berbeda
2. penggunaan sistematika yang berbeda
3. perbedaan sumber statistic yang dipakai
4. perbedaan- perbedaan yang timbul disebabkan karena angka yang satu masih merupakan angka sementara, sedangkan angka yang lainnya merupakan angka yang sudah diperbaiki
Dari segi bentuk susunannya rupanya neraca pembayaran yang termuat dalam laporan tahunan bank Indonesia, adalah merupakan neraca pembayaran yang bentuknya paling sesuai dengan bentuk yang disarankan oleh lembaga moneter dunia internasional monetary fund. Neraca pembayaran Negara Indonesia untuk tahun-tahun anggaran 1977/1978 sampai dengan 1981/1982 kita sajikan dalam lampiran no.1
1. Nota keuangan dan rancangan anggaran pendapatan dan belanja Negara yang diterbitkan setiap tahun sekali untuk masing-masing anggaran oleh departemen keuangan republic Indonesia
2. Bank Indonesia: laporan tahun pembukuan, yang diterbitkan setiap tahun sekali umtuk masing-masing anggaran oleh Bank Indonesia
3. Statistic ekonomi keuangan Indonesia, yang diterbitkan dua bulan sekali oleh Bank Indonesia
4. Statistic Indonesia: statistical yearbook of Indonesia, yang diterbitkan oleh biro pusat statistic setahun sekali
5. Indicator ekonomi, yang diterbitkan oleh biro pusat statistic sebulan sekali
Perlulah kiranya diketengahkan disini suatu catatan bahwa neraca-neraca pembayaran yang diterbitkan sebagai penerbitan resmi tersebut diatas sussunan dan angka-angkanya tidak selalu sesuai
Perbedaan-perbedaan tersebut kemungkinan merupakan akibat:
1. penggunaan dasar waktu yang berbeda
2. penggunaan sistematika yang berbeda
3. perbedaan sumber statistic yang dipakai
4. perbedaan- perbedaan yang timbul disebabkan karena angka yang satu masih merupakan angka sementara, sedangkan angka yang lainnya merupakan angka yang sudah diperbaiki
Dari segi bentuk susunannya rupanya neraca pembayaran yang termuat dalam laporan tahunan bank Indonesia, adalah merupakan neraca pembayaran yang bentuknya paling sesuai dengan bentuk yang disarankan oleh lembaga moneter dunia internasional monetary fund. Neraca pembayaran Negara Indonesia untuk tahun-tahun anggaran 1977/1978 sampai dengan 1981/1982 kita sajikan dalam lampiran no.1
Sabtu, 14 Mei 2011
INTERNASIONALISASI PASAR MODAL
INTERNASIONALISASI PASAR MODAL
Faktor yang mungkin banyak menyumbangkan perhatian lebih terhadap akuntansi internasional di kalangan eksekutif perusahaan, investor, regulator pasar, pembuat standar akuntansi, dan para pendidik ilmu bisnis adalah internasionalisasi pasar modal seluruh dunia. Pricewaterhomms Coopers melaporkan bahwa volume penawaran ekuitas lintas batas dalam dolar meningkat hampir tiga kali lipat antara tahun 1995 dan 1999, dengan jumlah dana 1ebih dari sebesar 100 miliar yang diperoleh selama periode 5 tahun tersebut (penawaran ini hanya mencakup penjualan surat berharga di luar pasar domestik). Penawaran internasional atas obligasi, piujaman sindikasi, dan instrumen utang 1ainnya juga tumbuh secara dramatis selama tahun 1990-an. Tren ini kemudian memburuk selama tahun-tahun awal dekade
Akuntansi harus memberikan respons terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi yang tentu berubah dan mencerminkrn kondmsi budaya, ekonomi, hukum,
sosial, dan politik yang ada dalam lingkungan operasinya. Sejarah akuntansi dan
para akuntan memperlihatkan perubahan secara terus-menerus. Pada awalnya, akuntansi tidak lebih dari sistem pencatatan untuk jasa perbankan tertentu dan skema pemungutan pajak.
Sistem pencatatan buku ganda kemudian dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah perusahaan dagang. Industrialisasi dan pembagian kerja memerlukan adanya analisis biaya dan akuntansi manajemen. Timbulnya perusahaan modern mendorong pe¬laporan keuangan dan auditing secara periodik. Agar dapat mengikuti perhatian masyara¬kat terhadap lingkungan yang makin meningkat dan perhatian terhadap integritas perusa¬haan, akuntan telah menemukan cara untuk mengukur dan melaporkan kewajiban pemu¬lihan kondisi lingkungan dan mengungkapkan praktik pencucian uang dan hal-hal sejenisyang berkaitan dengan kejahatan kerah putih. Akuntansi memberikan informasi pengambilan keputusan kepada pasar surat berharga umum domestik dan internasional yang sangat besar.
Akuntansi telah memperluas lingkupnya terhadap konsultasi manajemen dan meng-gabungkan teknologi informasi yang makin berkembang ke dalam sistem dan prosedurnya. Mengapa kita harus mengetahui bagaimana dan mengapa akuntansi berkembang? jawabannya adalah sama seperli mengapa mempelajari perkembangan dalam bidang yang lain. Kita akan dapat memahami dengan lebih balk sistem akuntansi suatu negara dengan mengetahui faktor-faktor dasar yang memengaruhi perkembangannya. Tentu saja akuntansi berbeda dari satu tempat ke tempat lain di seluruh dunia dan pengetahuan mengenai faktor perkembangan membantu untuk memahami mengapa hal itu terjadi.
Dengan kata lain, perbedaan-perbedaan yang terlihat-serta persamaan-persamaan-dapat dijelaskan melalui faktor-faktor tersebut. Karena akuntansi bereaksi terhadap lingkungannya, lingkungan budaya ekonomi, hukum, dart politik yang berbeda-beda menghasilkan sistem akuntansi yang berbeda dan lingkungan yang serupa menghasilkan sistem yang serupa pula.
Faktor yang mungkin banyak menyumbangkan perhatian lebih terhadap akuntansi internasional di kalangan eksekutif perusahaan, investor, regulator pasar, pembuat standar akuntansi, dan para pendidik ilmu bisnis adalah internasionalisasi pasar modal seluruh dunia. Pricewaterhomms Coopers melaporkan bahwa volume penawaran ekuitas lintas batas dalam dolar meningkat hampir tiga kali lipat antara tahun 1995 dan 1999, dengan jumlah dana 1ebih dari sebesar 100 miliar yang diperoleh selama periode 5 tahun tersebut (penawaran ini hanya mencakup penjualan surat berharga di luar pasar domestik). Penawaran internasional atas obligasi, piujaman sindikasi, dan instrumen utang 1ainnya juga tumbuh secara dramatis selama tahun 1990-an. Tren ini kemudian memburuk selama tahun-tahun awal dekade
Akuntansi harus memberikan respons terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi yang tentu berubah dan mencerminkrn kondmsi budaya, ekonomi, hukum,
sosial, dan politik yang ada dalam lingkungan operasinya. Sejarah akuntansi dan
para akuntan memperlihatkan perubahan secara terus-menerus. Pada awalnya, akuntansi tidak lebih dari sistem pencatatan untuk jasa perbankan tertentu dan skema pemungutan pajak.
Sistem pencatatan buku ganda kemudian dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah perusahaan dagang. Industrialisasi dan pembagian kerja memerlukan adanya analisis biaya dan akuntansi manajemen. Timbulnya perusahaan modern mendorong pe¬laporan keuangan dan auditing secara periodik. Agar dapat mengikuti perhatian masyara¬kat terhadap lingkungan yang makin meningkat dan perhatian terhadap integritas perusa¬haan, akuntan telah menemukan cara untuk mengukur dan melaporkan kewajiban pemu¬lihan kondisi lingkungan dan mengungkapkan praktik pencucian uang dan hal-hal sejenisyang berkaitan dengan kejahatan kerah putih. Akuntansi memberikan informasi pengambilan keputusan kepada pasar surat berharga umum domestik dan internasional yang sangat besar.
Akuntansi telah memperluas lingkupnya terhadap konsultasi manajemen dan meng-gabungkan teknologi informasi yang makin berkembang ke dalam sistem dan prosedurnya. Mengapa kita harus mengetahui bagaimana dan mengapa akuntansi berkembang? jawabannya adalah sama seperli mengapa mempelajari perkembangan dalam bidang yang lain. Kita akan dapat memahami dengan lebih balk sistem akuntansi suatu negara dengan mengetahui faktor-faktor dasar yang memengaruhi perkembangannya. Tentu saja akuntansi berbeda dari satu tempat ke tempat lain di seluruh dunia dan pengetahuan mengenai faktor perkembangan membantu untuk memahami mengapa hal itu terjadi.
Dengan kata lain, perbedaan-perbedaan yang terlihat-serta persamaan-persamaan-dapat dijelaskan melalui faktor-faktor tersebut. Karena akuntansi bereaksi terhadap lingkungannya, lingkungan budaya ekonomi, hukum, dart politik yang berbeda-beda menghasilkan sistem akuntansi yang berbeda dan lingkungan yang serupa menghasilkan sistem yang serupa pula.
PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN OPERASI MULTINASIONAL
PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN OPERASI MULTINASIONAL
Binis inlernasional secara tradisional terkait dengan perdagangan luar negeri. Kegiatan ini, yang berakar dari masa lampau, akan terus berlanjut. Tren ekspor dan impor saat ini.
Isu akuntansi utama yang berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor adalah akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing. Sebagai contoh, misalkan Solvay melakukan ekspor sejumlah obal-obatan kepada sebuah importir Brasil dan mengirimkan tagihan dalam mala uang seal Brasil. Seandainya nital real mengalami penurunan relatif terhadap euro sebelum dilakukannya pembayaran, Solvay akan mengalami kerugian dalam mata uang asing karena real akan menghasilkan euro yang tehib keelt poch soit konyersi setelah devaluasi dibandingkan sebelum devaluasi. kerugian transaksi tidak langsung seperti itu.
Saal ini bisnis internasional semakin berhubungan dengan inyestasi asing langsung, yang meliputi sistem manufaktur atau distribusi di luar negeri dengan membentuk afiliasi yang dimiliki seutuhnya.
Jika terlihat jelas adanya bias dari negara maju terhadap inyestasi asing langsung, meledaknya anus inyestasi asing langsung ke negara-negara berkembang sejak awal tahun 1990-an menunjukkan bahwa MNC semakin menyadari bahwa negara-negara tuan rumah ini
Binis inlernasional secara tradisional terkait dengan perdagangan luar negeri. Kegiatan ini, yang berakar dari masa lampau, akan terus berlanjut. Tren ekspor dan impor saat ini.
Isu akuntansi utama yang berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor adalah akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing. Sebagai contoh, misalkan Solvay melakukan ekspor sejumlah obal-obatan kepada sebuah importir Brasil dan mengirimkan tagihan dalam mala uang seal Brasil. Seandainya nital real mengalami penurunan relatif terhadap euro sebelum dilakukannya pembayaran, Solvay akan mengalami kerugian dalam mata uang asing karena real akan menghasilkan euro yang tehib keelt poch soit konyersi setelah devaluasi dibandingkan sebelum devaluasi. kerugian transaksi tidak langsung seperti itu.
Saal ini bisnis internasional semakin berhubungan dengan inyestasi asing langsung, yang meliputi sistem manufaktur atau distribusi di luar negeri dengan membentuk afiliasi yang dimiliki seutuhnya.
Jika terlihat jelas adanya bias dari negara maju terhadap inyestasi asing langsung, meledaknya anus inyestasi asing langsung ke negara-negara berkembang sejak awal tahun 1990-an menunjukkan bahwa MNC semakin menyadari bahwa negara-negara tuan rumah ini
SUDUT PANDANG SEJARAH
SUDUT PANDANG SEJARAH
Sejarah akuntansi merupakan sejarah internasional. Kronologi berikuk ini menunjukkan bahwa akuntansi telah meraih keberhasilan besar dalam kemampuanya untuk diterapkan dari satu kondisi ke kondisi lainnya sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan teres-menerus dalam bidang teori dan praktik di seluruh dunla. Sebagai permulaan, sistem pembukuan berpasangan (doithfe-entru Lookkreping), yang umumnya dianggap sebagai awal penciptaaa akuntansi seperti yang kita ketahui selama ini, berawal dari negam-negah kota di Italia pida abad ke-14 dan 15.
Perkernbangannya didorong oleh pertumbuhan perdagangan intemasional di Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial. ”Pembukuan Italia” kemudian berilih ke Jerman untuk membantu para pedagang pada zaman Fugger dan Kelompok Hanseatik. Pada waktu yang hampir bersamaan, para filsuf hitvis di Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodik dan aparat pemerintah di Prancis menemukan keuntungan menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah.
Perkembangan Inggris Raya menciptakan kebutuhan yang tak terelakkan lagi bagi kepentingan komersial Inggris untuk mengelola dan mengendalikan perusahaan di daerah koloni, dan untuk pencatatan perusahaan kolonial mereka yang akan diperiksa ulang dan diverifikasi. Kebutuhan-kebutuhan mi menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi pada tshun 1850-an dan suatu profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris selama tahun 1870-an. Paktik akuntansi laggris memyebar luas tidak hanya di seluruh Amerika Utara, tetapi juga di seluruh wilayah Persemakmuran Inggris yang ada waktu itu.
Sejarah akuntansi merupakan sejarah internasional. Kronologi berikuk ini menunjukkan bahwa akuntansi telah meraih keberhasilan besar dalam kemampuanya untuk diterapkan dari satu kondisi ke kondisi lainnya sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan teres-menerus dalam bidang teori dan praktik di seluruh dunla. Sebagai permulaan, sistem pembukuan berpasangan (doithfe-entru Lookkreping), yang umumnya dianggap sebagai awal penciptaaa akuntansi seperti yang kita ketahui selama ini, berawal dari negam-negah kota di Italia pida abad ke-14 dan 15.
Perkernbangannya didorong oleh pertumbuhan perdagangan intemasional di Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial. ”Pembukuan Italia” kemudian berilih ke Jerman untuk membantu para pedagang pada zaman Fugger dan Kelompok Hanseatik. Pada waktu yang hampir bersamaan, para filsuf hitvis di Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodik dan aparat pemerintah di Prancis menemukan keuntungan menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah.
Perkembangan Inggris Raya menciptakan kebutuhan yang tak terelakkan lagi bagi kepentingan komersial Inggris untuk mengelola dan mengendalikan perusahaan di daerah koloni, dan untuk pencatatan perusahaan kolonial mereka yang akan diperiksa ulang dan diverifikasi. Kebutuhan-kebutuhan mi menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi pada tshun 1850-an dan suatu profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris selama tahun 1870-an. Paktik akuntansi laggris memyebar luas tidak hanya di seluruh Amerika Utara, tetapi juga di seluruh wilayah Persemakmuran Inggris yang ada waktu itu.
PENGEMBANGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL
PENGEMBANGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL
Akuntansi telah berkembang dari “theorizing” ke “conceptualizing”
Teori :
• Sekelompok prinsip fundamental terpadu yang mendasari suatu ilmu atau aplikasi-aplikasi
praktisnya.
• Formulasi dari hubungan-hubungan yang telah jelas atau prinsip-prinsip yang
mendasari fenomena tertentu yang telah diamati, yang telah diuji sampai tingkat tertentu.
Teori (lanjutan):
• Cabang dari suatu seni atau ilmu yang mengandung pengetahuan mengenai prinsip-
prinsip dan metode-metodenya. bukan praktiknya.
• Suatu susunan sekelompok hasil atau suatu body of theorems yang menyajikan
pandangan sistematis dari beberapa subjek.
Prof.Ahmed Belakoui:
• Pendekatan tradisional formulasi teori akuntansi memakai metode:
– deskriptif/normatif
– Teoritis/non teoritis
– Penalaran deduktif/induktif
– Fokus : konsep kewajaran, kesejahteraan sosial/ekonomi
• Faktor lingkungan yang berpengaruh langsung pada pengembangan akuntansi :
– Sistem hukum
– Sistem politik
– Sifat kepemilikan bisnis
– Perbedaan besaran dan kompleksitas perusahaan bisnis
– Iklim sosial
Akuntansi telah berkembang dari “theorizing” ke “conceptualizing”
Teori :
• Sekelompok prinsip fundamental terpadu yang mendasari suatu ilmu atau aplikasi-aplikasi
praktisnya.
• Formulasi dari hubungan-hubungan yang telah jelas atau prinsip-prinsip yang
mendasari fenomena tertentu yang telah diamati, yang telah diuji sampai tingkat tertentu.
Teori (lanjutan):
• Cabang dari suatu seni atau ilmu yang mengandung pengetahuan mengenai prinsip-
prinsip dan metode-metodenya. bukan praktiknya.
• Suatu susunan sekelompok hasil atau suatu body of theorems yang menyajikan
pandangan sistematis dari beberapa subjek.
Prof.Ahmed Belakoui:
• Pendekatan tradisional formulasi teori akuntansi memakai metode:
– deskriptif/normatif
– Teoritis/non teoritis
– Penalaran deduktif/induktif
– Fokus : konsep kewajaran, kesejahteraan sosial/ekonomi
• Faktor lingkungan yang berpengaruh langsung pada pengembangan akuntansi :
– Sistem hukum
– Sistem politik
– Sifat kepemilikan bisnis
– Perbedaan besaran dan kompleksitas perusahaan bisnis
– Iklim sosial
2011 juni mengkelarkan fatwa HEDGING
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) menargetkan fatwa hedging bagi perbankan syariah dapat segera dikeluarkan pada Juni 2011. Hedging atau lindung nilai merupakan mekanisme dalam bursa berjangka dengan membuka kontrak beli atau jual atas suatu komoditi yang diperdagangkan di pasar fisik. Tujuannya untuk memperkecil risiko ketidakpastian harga yang mungkin terjadi.
Anggota DSN MUI, Gunawan Yasni, menyebutkan pihaknya akan memperbolehkan hedging pada bursa komoditi dengan mekanisme komoditi murabahah (tawaruk). “Hal ini dapat dilakukan dalam bursa berjangka yang memperdagangkan produk riil (nyata),” ujar Gunawan.
Ia mengatakan hal tersebut penting bagi perkembangan perbankan syariah. Terutama bagi perbankan yang melakukan perdagangan dengan mata uang asing.
Bagi bank-bank yang sudah memiliki devisa, mereka harus menyalurkan kelebihan dana yang dimiliki. Bila tidak, hal ini akan berdampak pada bagi hasil yang buruk terhadap deposan.
“Karenanya, hedging ini kita perbolehkan untuk treasury produk (produk valuta asing)” jelasnya. Treasury produk menjadi kegiatan interbank syariah untuk mengatasi efek yang kurang baik dari kelebihan pendanaan.
Anggota DSN MUI, Gunawan Yasni, menyebutkan pihaknya akan memperbolehkan hedging pada bursa komoditi dengan mekanisme komoditi murabahah (tawaruk). “Hal ini dapat dilakukan dalam bursa berjangka yang memperdagangkan produk riil (nyata),” ujar Gunawan.
Ia mengatakan hal tersebut penting bagi perkembangan perbankan syariah. Terutama bagi perbankan yang melakukan perdagangan dengan mata uang asing.
Bagi bank-bank yang sudah memiliki devisa, mereka harus menyalurkan kelebihan dana yang dimiliki. Bila tidak, hal ini akan berdampak pada bagi hasil yang buruk terhadap deposan.
“Karenanya, hedging ini kita perbolehkan untuk treasury produk (produk valuta asing)” jelasnya. Treasury produk menjadi kegiatan interbank syariah untuk mengatasi efek yang kurang baik dari kelebihan pendanaan.
Kamis, 12 Mei 2011
Oman dan Perbankan Syariah
Oman akhirnya membuka pintu untuk perbankan syariah dan membiarkan pemberi pinjaman konvensional menjalankan operasi syariah. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga dana investasi di negara Teluk dan ambil bagian dalam perkembangan industri
Pejabat bank sentral Oman mengatakan bahwa penguasa Oman, Sultan Qaboos bin Said, sudah menyetujui hal ini. “Yang Mulia menyetujui pembentukan Bank Islam dan memungkinkan bank-bank di Kesultanan untuk membuka cabang baru jika mereka ingin begitu,” katanya.
Oman merupakan negara Arab satu-satunya yang hingga kini belum memiliki bank yang secara khusus menawarkan produk dan jasa syariah. Pada 2007 lalu, Bank sentral negara ini mengungkapkan bank di Oman harus bersifat universal sehingga tidak boleh tersegmentasi.
Sementara tetangga Teluk lainnya menggenjot produksi layanan keuangan Islam dalam beberapa tahun terakhir, Oman justru menolak berpartisipasi. Padahal, industri ini terus tumbuh hingga 20 persen per tahun dan kini beraset lebih dari 1 triliun dolar AS.
Legalisasi ini dilakukan Oman karena banyaknya permintaan produk dengan ketentuan syariah. “Keputusan ini akan membantu dalam membatasi sampai batas tertentu, arus keluar investasi syariah dari Oman,” kata seorang peneliti dari United Efek, Joice Mathew.
Pejabat bank sentral Oman mengatakan bahwa penguasa Oman, Sultan Qaboos bin Said, sudah menyetujui hal ini. “Yang Mulia menyetujui pembentukan Bank Islam dan memungkinkan bank-bank di Kesultanan untuk membuka cabang baru jika mereka ingin begitu,” katanya.
Oman merupakan negara Arab satu-satunya yang hingga kini belum memiliki bank yang secara khusus menawarkan produk dan jasa syariah. Pada 2007 lalu, Bank sentral negara ini mengungkapkan bank di Oman harus bersifat universal sehingga tidak boleh tersegmentasi.
Sementara tetangga Teluk lainnya menggenjot produksi layanan keuangan Islam dalam beberapa tahun terakhir, Oman justru menolak berpartisipasi. Padahal, industri ini terus tumbuh hingga 20 persen per tahun dan kini beraset lebih dari 1 triliun dolar AS.
Legalisasi ini dilakukan Oman karena banyaknya permintaan produk dengan ketentuan syariah. “Keputusan ini akan membantu dalam membatasi sampai batas tertentu, arus keluar investasi syariah dari Oman,” kata seorang peneliti dari United Efek, Joice Mathew.
Jeddah dan Hong Kong Membuka Cabang Muamalat
Direktur Utama Bank Muamalat, Arviyan Arifin, menyatakan pihaknya berencana membuka cabang di Jeddah, Arab Saudi dan Hong Kong. ”Kami tengah kaji ini,” kata Arviyan.
Ia mengaku cabang akan lebih dioptimalkan melalui remittence. Di Timur Tengah, misalnya, Muamalat bakal memanfaatkan potensi pemilik saham yang banyak berdomisili di wilayah tersebut. Sedangkan, di Hong Kong, banyaknya tenaga kerja Indonesia (TKI) menjadi harapan tersendiri.
”Kami masih harus minta regulasi tak hanya dari BI, tapi juga pemerintah setempat,” jelasnya.
Pembukaan cabang juga dilakukan Muamalat terkait rencana penerbitan sukuk global. Arviyan mengaku pihaknya bakal menerbitkan sukuk global. Meski demikian, dia enggan mengaku kapan hal tersebut dilakukan. ”Yang pasti tahun ini, dalam bentuk dolar AS,” katanya.
Bank Muamalat Indonesia mencatat aset Rp 21,6 triliun pada kuartal pertama 2011. Bank syariah ini mencetak kenaikan 45,8 persen (year on year atau yoy) jika dibandingkan dengan posisi Maert 2010 sebesar Rp 14,84 triliun.
Kenaikan tersebut ditunjang dengan pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK). Pembiayaan meningkat 49,0 persen menjadi Rp 17,4 triliun dari periode sebelumnya sebesar Rp 12,03 triliun. DPK tumbuh hingga 54,7 persen menjadi Rp 17,5 triliun dari sebelumnya sekitar Rp 12,03 triliun.
Ia mengaku cabang akan lebih dioptimalkan melalui remittence. Di Timur Tengah, misalnya, Muamalat bakal memanfaatkan potensi pemilik saham yang banyak berdomisili di wilayah tersebut. Sedangkan, di Hong Kong, banyaknya tenaga kerja Indonesia (TKI) menjadi harapan tersendiri.
”Kami masih harus minta regulasi tak hanya dari BI, tapi juga pemerintah setempat,” jelasnya.
Pembukaan cabang juga dilakukan Muamalat terkait rencana penerbitan sukuk global. Arviyan mengaku pihaknya bakal menerbitkan sukuk global. Meski demikian, dia enggan mengaku kapan hal tersebut dilakukan. ”Yang pasti tahun ini, dalam bentuk dolar AS,” katanya.
Bank Muamalat Indonesia mencatat aset Rp 21,6 triliun pada kuartal pertama 2011. Bank syariah ini mencetak kenaikan 45,8 persen (year on year atau yoy) jika dibandingkan dengan posisi Maert 2010 sebesar Rp 14,84 triliun.
Kenaikan tersebut ditunjang dengan pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK). Pembiayaan meningkat 49,0 persen menjadi Rp 17,4 triliun dari periode sebelumnya sebesar Rp 12,03 triliun. DPK tumbuh hingga 54,7 persen menjadi Rp 17,5 triliun dari sebelumnya sekitar Rp 12,03 triliun.
Keuangan Syariah di Indonesia IDB Komitmen
Bank Pembangunan Islam (IDB) akan terus berkomitmen untuk meningkatkan pertumbuhan keuangan syariah di Indonesia.
“IDB selalu berkomitmen kepada pengembangan keuangan syariah. Bahkan, kami terus mendukung pertumbuhan Bank Muamalat Indonesia sejak 1992,” ujar Presiden Islamic Development Bank (IDB) Group, Ahmad Mohammad Ali, di Jakarta, Rabu (11/5).
Ia menjelaskan ekonomi keuangan berbasis syariah telah teruji dapat bertahan dari krisis global dan tumbuh secara signifikan di Inggris serta Prancis. Untuk itu, menurut dia, nantinya IDB tidak hanya secara intensif melakukan sosialisasi pengembangan struktur keuangan syariah kepada 56 negara anggota IDB. Namun, mereka juga melakukan sosialisasi kepada negara-negara lain yang belum menerapkannya.
“Kami optimis karena pertumbuhan keuangan dan perbankan syariah di seluruh dunia meningkat dalam 30 tahun terakhir,” ujarnya.
Ahmad melanjutkan secara khusus IDB akan mengambil manfaat dari pengetahuan institusional untuk mendukung percepatan pertumbuhan industri keuangan syariah di Indonesia melalui pengembangan struktur keuangan Islam termasuk peningkatan pasar modal syariah. “Pengembangan pasar modal syariah khususnya dalam konteks penerbitan sukuk jangka panjang sangat dibutuhkan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur berbasis Public Private Partnership,” ujarnya.
“IDB selalu berkomitmen kepada pengembangan keuangan syariah. Bahkan, kami terus mendukung pertumbuhan Bank Muamalat Indonesia sejak 1992,” ujar Presiden Islamic Development Bank (IDB) Group, Ahmad Mohammad Ali, di Jakarta, Rabu (11/5).
Ia menjelaskan ekonomi keuangan berbasis syariah telah teruji dapat bertahan dari krisis global dan tumbuh secara signifikan di Inggris serta Prancis. Untuk itu, menurut dia, nantinya IDB tidak hanya secara intensif melakukan sosialisasi pengembangan struktur keuangan syariah kepada 56 negara anggota IDB. Namun, mereka juga melakukan sosialisasi kepada negara-negara lain yang belum menerapkannya.
“Kami optimis karena pertumbuhan keuangan dan perbankan syariah di seluruh dunia meningkat dalam 30 tahun terakhir,” ujarnya.
Ahmad melanjutkan secara khusus IDB akan mengambil manfaat dari pengetahuan institusional untuk mendukung percepatan pertumbuhan industri keuangan syariah di Indonesia melalui pengembangan struktur keuangan Islam termasuk peningkatan pasar modal syariah. “Pengembangan pasar modal syariah khususnya dalam konteks penerbitan sukuk jangka panjang sangat dibutuhkan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur berbasis Public Private Partnership,” ujarnya.
Ekonomi Syariah Berpusat di Mesir
`Amal Abba, 50 tahun, tampak menunggu giliran antre hari itu. Dengan abaya hitam berbordir bunga berwarna merah dan kuning, perempuan tersebut tertib menunggu giliran untuk menempatkan deposito di salah satu bank syariah besar di Kairo, Mesir, Al Baraka.
`Meskipun Mesir dianggap sebagai tempat lahirnya keuangan syariah, yang menganut prinsip melarang bunga dan perdagangan spekulatif, pertumbuhan bank syariah di negara mayorita Muslim ini amat tertinggal. Selain skandal korupsi, pertumbuhan bank syariah juga terganjal kebijakan pemerintah yang memfokuskan keuangan pada sistem sekulerisme.
`Namun, pascarevolusi Mesir yang menggulingkan mantan presiden Husni Mubarak dan pemerintahannya, Muslim seperti Abbas yang merangkul perbankan syariah meningkatkan prospektif bahwa Mesir dapat menjadi pusat keuangan Islam yang berkembang pesat. “Saya lebih suka yang syariah karena membuat saya merasa uang saya diberkati,” kata manajer penelitian ini, seperti dikutip Reuters, akhir pekan lalu.
`Ia mengaku, belajar dari pengalaman almarhum suaminya yang menggunakan jasa perbankan konvensional selama lebih dari 30 tahun. “Tak ada yang berubah, semua proyek gagal karena didanani uang yang tak berkah,” jelasnya.
`Dari laporan di 2009, perbankan syariah di Mesir baru menyumbang tiga hingga empa persen dari total industri perbankan syariah yang mencapai 193 miliar dolar AS. Angka ini tertinggal jauh dari pertumbuhan perbankan syariah di negara Teluk lainnya, seperti Uni Emirat Arab yang mencapai 46 persen.
`Meski demikian, sejumlah pihak yakin aset keuangan syariah, termasuk perbankan, diperkirakan bisa tumbuh amat signifikan di negara itu. Pada 2013, sejumlah pengamat melihat aset keuangan syariah mampu menembus angka 10 miliar dolar AS.
`Menurut Profesor di Fletcher School of Diplomacy dari Universitas Tufts, Ibrahim Warde, di era pasca-Mubarak, ada kecenderungan masyarakat untuk mengubah hal-hal yang mereka anggap berbenturan dengan keyakinan agama. Masyarakat akan lebih tertarik dengan hal-hal berbau syariah dibanding kapitalis yang selama ini dipraktikkan dalam keuangan di Mesir.
`Ia menilai hal ini bakal memberi kesempatan untuk menjadikan Mesir sebagai pusat keuangan syariah di wilayah Teluk. “Mesir bakal melihat arus uang yang berasal dari Teluk dan mau tak mau harus menawarkan Islam sebagai pilihan untuk memaksimalkan investasi,” katanya.
`Hal senada juga diutarakan Chief Eksekutif BMB Islamic Humaton Dar. Menurutnya, ciri Mesir sebagai negara agama yang sensitif mau tak mau membuat pemerintah perlu mengadopsi perbankan syariah untuk memenangkan hati kelompok Islam.
`Ia menilai pemerintah harus benar-benar memperhatikan hal ini. Ia beranggapan jika keuangan berbasis bunga yang diterapkan, masyarakat pasti akan berbondong-bondong menarik dananya.
`Situasi perpolitikan Mesir yang menunjukan dukungan luar biasa terhadap kelompok Ihwanul Muslimin juga menjadikan negara ini potensial sebagai pusat keuangan syariah. Menurut sejumlah pengamat geliat keuangan syariah akan didukung sejumlah peraturan pendukung jika September nanti, Ikwanul Muslimin memenangkan Pemilu Parlemen.
`“Jika mereka menguasai parlemen. Tentunya kelompok ini akan lebih mendukung Islam sebagai aturan dibanding dengan ekonomi sekuler yang berkembang hampir berpuluh-puluh tahun negara ini berdiri,” katanya salah satu pelaku sukuk di Mesir.
`Ia beranggapan meski masih sangat, Mesir memiliki potensi untuk menjadi pusat keuangan syariah. Apalagi negara ini memiliki penduduk Muslim yang besar.
`Meskipun Mesir dianggap sebagai tempat lahirnya keuangan syariah, yang menganut prinsip melarang bunga dan perdagangan spekulatif, pertumbuhan bank syariah di negara mayorita Muslim ini amat tertinggal. Selain skandal korupsi, pertumbuhan bank syariah juga terganjal kebijakan pemerintah yang memfokuskan keuangan pada sistem sekulerisme.
`Namun, pascarevolusi Mesir yang menggulingkan mantan presiden Husni Mubarak dan pemerintahannya, Muslim seperti Abbas yang merangkul perbankan syariah meningkatkan prospektif bahwa Mesir dapat menjadi pusat keuangan Islam yang berkembang pesat. “Saya lebih suka yang syariah karena membuat saya merasa uang saya diberkati,” kata manajer penelitian ini, seperti dikutip Reuters, akhir pekan lalu.
`Ia mengaku, belajar dari pengalaman almarhum suaminya yang menggunakan jasa perbankan konvensional selama lebih dari 30 tahun. “Tak ada yang berubah, semua proyek gagal karena didanani uang yang tak berkah,” jelasnya.
`Dari laporan di 2009, perbankan syariah di Mesir baru menyumbang tiga hingga empa persen dari total industri perbankan syariah yang mencapai 193 miliar dolar AS. Angka ini tertinggal jauh dari pertumbuhan perbankan syariah di negara Teluk lainnya, seperti Uni Emirat Arab yang mencapai 46 persen.
`Meski demikian, sejumlah pihak yakin aset keuangan syariah, termasuk perbankan, diperkirakan bisa tumbuh amat signifikan di negara itu. Pada 2013, sejumlah pengamat melihat aset keuangan syariah mampu menembus angka 10 miliar dolar AS.
`Menurut Profesor di Fletcher School of Diplomacy dari Universitas Tufts, Ibrahim Warde, di era pasca-Mubarak, ada kecenderungan masyarakat untuk mengubah hal-hal yang mereka anggap berbenturan dengan keyakinan agama. Masyarakat akan lebih tertarik dengan hal-hal berbau syariah dibanding kapitalis yang selama ini dipraktikkan dalam keuangan di Mesir.
`Ia menilai hal ini bakal memberi kesempatan untuk menjadikan Mesir sebagai pusat keuangan syariah di wilayah Teluk. “Mesir bakal melihat arus uang yang berasal dari Teluk dan mau tak mau harus menawarkan Islam sebagai pilihan untuk memaksimalkan investasi,” katanya.
`Hal senada juga diutarakan Chief Eksekutif BMB Islamic Humaton Dar. Menurutnya, ciri Mesir sebagai negara agama yang sensitif mau tak mau membuat pemerintah perlu mengadopsi perbankan syariah untuk memenangkan hati kelompok Islam.
`Ia menilai pemerintah harus benar-benar memperhatikan hal ini. Ia beranggapan jika keuangan berbasis bunga yang diterapkan, masyarakat pasti akan berbondong-bondong menarik dananya.
`Situasi perpolitikan Mesir yang menunjukan dukungan luar biasa terhadap kelompok Ihwanul Muslimin juga menjadikan negara ini potensial sebagai pusat keuangan syariah. Menurut sejumlah pengamat geliat keuangan syariah akan didukung sejumlah peraturan pendukung jika September nanti, Ikwanul Muslimin memenangkan Pemilu Parlemen.
`“Jika mereka menguasai parlemen. Tentunya kelompok ini akan lebih mendukung Islam sebagai aturan dibanding dengan ekonomi sekuler yang berkembang hampir berpuluh-puluh tahun negara ini berdiri,” katanya salah satu pelaku sukuk di Mesir.
`Ia beranggapan meski masih sangat, Mesir memiliki potensi untuk menjadi pusat keuangan syariah. Apalagi negara ini memiliki penduduk Muslim yang besar.
Hubungan Internasional
Globalisasi bergerak semakin luas dan membesar seperti teori bola salju (snow ball theory). Selain aspek dim pengetahuan dan teknologi, sosial budaya, sampai kepada gaya hidup, globalisasi juga ikut mempengaruhi politik luar negeri antarnegara dalam hubungan internasional.
Kecepatan informasi dan kecanggihan teknologi yang mampu menembus batas ruang dan waktu, menjadikan hubungan tiap negara di dunia menjadi semakin cepat. Dalarn politik luar negeri antarbangsa pun seolah menuju ke arah keseragaman pemahaman.
Dominasi pengaruh Barat yang kian kuat, menjadikan setiap isu yang berkembang dari Barat, seakan-akan menjadi sesuatu yang harus diikuti. Padahal, kita tahu tidak semua pengaruh Barat itu baik dan tidak semua pengaruh Barat juga buruk.
Indonesia sebagai salah satu negara yang berdaulat, memiliki politik luar negeri sendiri.
Adapun politik luar negeri Indonesia yang telah kita kenal adalah politik luar negeri bebas aktif. Bebas, maksudnya negara Indonesia bebas dari pengaruh dan tekanan pihak manapun, sedangkan aktif maksudnya negara Indonesia senantiasa ikut berperan aktif dalam setiap kegiatan internasional yang positif bagi kemajuan bangsa dan negara.
Contohnya, negara Indonesia mengirimkan pasukan perdamaian ke Timur Tengah. Salah satu pengaruh globalisasi dalam politik luar negeri adalah munculnya isu HAM, terorisme, kebijakan ekonomi dan moneter, serta perdamaian dunia. Semua hal tersebut menjadi permasalahan bersama hampir di setiap negara di dunia.
Kecepatan informasi dan kecanggihan teknologi yang mampu menembus batas ruang dan waktu, menjadikan hubungan tiap negara di dunia menjadi semakin cepat. Dalarn politik luar negeri antarbangsa pun seolah menuju ke arah keseragaman pemahaman.
Dominasi pengaruh Barat yang kian kuat, menjadikan setiap isu yang berkembang dari Barat, seakan-akan menjadi sesuatu yang harus diikuti. Padahal, kita tahu tidak semua pengaruh Barat itu baik dan tidak semua pengaruh Barat juga buruk.
Indonesia sebagai salah satu negara yang berdaulat, memiliki politik luar negeri sendiri.
Adapun politik luar negeri Indonesia yang telah kita kenal adalah politik luar negeri bebas aktif. Bebas, maksudnya negara Indonesia bebas dari pengaruh dan tekanan pihak manapun, sedangkan aktif maksudnya negara Indonesia senantiasa ikut berperan aktif dalam setiap kegiatan internasional yang positif bagi kemajuan bangsa dan negara.
Contohnya, negara Indonesia mengirimkan pasukan perdamaian ke Timur Tengah. Salah satu pengaruh globalisasi dalam politik luar negeri adalah munculnya isu HAM, terorisme, kebijakan ekonomi dan moneter, serta perdamaian dunia. Semua hal tersebut menjadi permasalahan bersama hampir di setiap negara di dunia.
Jumat, 07 Januari 2011
industri tekstil
Meski pertumbuhan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia di tahun 2010 melejit, hal ini belum membuat industri tekstil berkembang.
Kinerja industri TPT nasional kini masih di bawah level 4%, kecuali untuk produk garmen yang bisa di atas 5% menyusul peningkatan output yang cukup besar.
Padahal di sisi lain, pertumbuhan ekspor tekstil mencapai 21,2% atau sebesar US$11,32 miliar.
Menurut Direktur Eksekutif Indotextiles, Redma Gita Wirawasta, stagnasi industri TPT lebih disebabkan oleh ketidakmampuan industri nasional menyerap potensi investasi baru yang merelokasikan pabriknya dari China, Korea Selatan dan Taiwan.
Investasi yang terjadi beberapa tahun terakhir ini lebih pada modernisasi permesinan dan sedikit perluasan kapasitas usaha.
“Tiga tahun terakhir banyak investor luar yang akan membangun pabrik disini, namun karena ketidaktersediaan energi listrik mereka beralih ke Vietnam dan Bangladesh," ujar Redma dalam siaran pers lembaga yang bergerak dibidang penelitian, analisa dan informasi mengenai bisnis pertekstilan tersebut di Jakarta, Kamis (6/1).
Padahal, jika negara-negara itu berinvestasi di Indonesia, ekspor tahun ini bisa mencapai lebih dari 30%.
Konsumsi domestik juga tumbuh 28% menjadi 1,35 juta ton dari 1,05 juta ton di tahun 2009.
Meskipun terjadi lonjakan konsumsi yang diikuti oleh lonjakan penjualan produk pakaian jadi lokal sekitar 60% atau menjadi 734 ribu ton, namun permasalahan produk ilegal masih cukup dominan.
â€Dimana dari total konsumsi masyarakat 2010 yang sebesar 1,35 juta ton, penjualan produk lokal hanya 734 ribu ton atau sebesar 54%, produk impor sebesar 54 ribu ton atau 4% dan produk ilegal diperkirakan mencapai 573 ribu ton atau sekitar 42%,
Kinerja industri TPT nasional kini masih di bawah level 4%, kecuali untuk produk garmen yang bisa di atas 5% menyusul peningkatan output yang cukup besar.
Padahal di sisi lain, pertumbuhan ekspor tekstil mencapai 21,2% atau sebesar US$11,32 miliar.
Menurut Direktur Eksekutif Indotextiles, Redma Gita Wirawasta, stagnasi industri TPT lebih disebabkan oleh ketidakmampuan industri nasional menyerap potensi investasi baru yang merelokasikan pabriknya dari China, Korea Selatan dan Taiwan.
Investasi yang terjadi beberapa tahun terakhir ini lebih pada modernisasi permesinan dan sedikit perluasan kapasitas usaha.
“Tiga tahun terakhir banyak investor luar yang akan membangun pabrik disini, namun karena ketidaktersediaan energi listrik mereka beralih ke Vietnam dan Bangladesh," ujar Redma dalam siaran pers lembaga yang bergerak dibidang penelitian, analisa dan informasi mengenai bisnis pertekstilan tersebut di Jakarta, Kamis (6/1).
Padahal, jika negara-negara itu berinvestasi di Indonesia, ekspor tahun ini bisa mencapai lebih dari 30%.
Konsumsi domestik juga tumbuh 28% menjadi 1,35 juta ton dari 1,05 juta ton di tahun 2009.
Meskipun terjadi lonjakan konsumsi yang diikuti oleh lonjakan penjualan produk pakaian jadi lokal sekitar 60% atau menjadi 734 ribu ton, namun permasalahan produk ilegal masih cukup dominan.
â€Dimana dari total konsumsi masyarakat 2010 yang sebesar 1,35 juta ton, penjualan produk lokal hanya 734 ribu ton atau sebesar 54%, produk impor sebesar 54 ribu ton atau 4% dan produk ilegal diperkirakan mencapai 573 ribu ton atau sekitar 42%,
BRI kerja sama dengan TELKOM
BRI menjalin kerjasama dengan PT Telkom untuk memfasilitasi transaksi host to host corporate payment BUMN telekomunikasi tersebut.
"Ini merupakan upaya kami untuk menjadikan BRI sebagai national payment agent," kata Direktur Bisnis Kelembagaan BRI Asmawi Syam dalam penandatanganan kerjasama itu di Jakarta, Kamis (6/1) bersama Direktur Keuangan PT Telkom Sudiro Asno.
Asmawi mengatakan, layanan transaksi ini digunakan untuk memfasilitasi pembayaran oleh Telkom kepada rekanan, vendor, dan pihak terkait lainnya secara otomatis.
"Ini bentuk komitmen BRI untuk senantiasa memberikan layanan prima bagi pengelolaan dan operasional bisnis Telkom terutama berkaitan dengan jasa-jasa perbankan," katanya.
Bagi PT Telkom, pengembangan otomatisasi sistem pembayaran ini akan menyederhanakan titik layanan pembayaran dari 7 menjadi 3 titik pada akhir 2010 dan menjadi satu titik pada 2011.
"BRI dengan jaringan terbesar dan terluas merupakan mitra yang tepat bagi Telkom," katanya.
BRI, lanjutnya sedang mengembangkan produk pinjaman dengan skema baru yang khusus diperuntukkan kepada vendor dan rekanan Telkom.
Skema pinjaman dimodifikasi khusus dengan menyesuaikan karakter bisnis Telkom agar memberikan kemudahan layanan pinjaman, namun dengan tetap menjaga aspek mitigasi risiko yang terukur dan aman.
BRI saat ini telah memberikan pinjaman kepada Telkom dengan pagu Rp5,4 triliun, serta pinjaman kepada Telkomsel sebesar Rp1 triliun.
"Ini merupakan upaya kami untuk menjadikan BRI sebagai national payment agent," kata Direktur Bisnis Kelembagaan BRI Asmawi Syam dalam penandatanganan kerjasama itu di Jakarta, Kamis (6/1) bersama Direktur Keuangan PT Telkom Sudiro Asno.
Asmawi mengatakan, layanan transaksi ini digunakan untuk memfasilitasi pembayaran oleh Telkom kepada rekanan, vendor, dan pihak terkait lainnya secara otomatis.
"Ini bentuk komitmen BRI untuk senantiasa memberikan layanan prima bagi pengelolaan dan operasional bisnis Telkom terutama berkaitan dengan jasa-jasa perbankan," katanya.
Bagi PT Telkom, pengembangan otomatisasi sistem pembayaran ini akan menyederhanakan titik layanan pembayaran dari 7 menjadi 3 titik pada akhir 2010 dan menjadi satu titik pada 2011.
"BRI dengan jaringan terbesar dan terluas merupakan mitra yang tepat bagi Telkom," katanya.
BRI, lanjutnya sedang mengembangkan produk pinjaman dengan skema baru yang khusus diperuntukkan kepada vendor dan rekanan Telkom.
Skema pinjaman dimodifikasi khusus dengan menyesuaikan karakter bisnis Telkom agar memberikan kemudahan layanan pinjaman, namun dengan tetap menjaga aspek mitigasi risiko yang terukur dan aman.
BRI saat ini telah memberikan pinjaman kepada Telkom dengan pagu Rp5,4 triliun, serta pinjaman kepada Telkomsel sebesar Rp1 triliun.
6,5 persen BI rate
Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 6,5 persen meski menilai tekanan inflasi yang tinggi harus diwaspadai dengan cermat.
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution di Jakarta Rabu (5/1/2011) mengatakan, keputusan mempertahankan BI rate 6,5 persen karena tekanan inflasi yang tinggi di 2010 lebih akibat kenaikan harga barang-barang pokok dan kenaikan harga yang ditentukan pemerintah.
"Tekanan inflasi karena kenaikan harga komoditi beras terutama, bukan fenomena moneter sehingga tidak perlu dijawab oleh perubahan kebijakan moneter," katanya.
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution di Jakarta Rabu (5/1/2011) mengatakan, keputusan mempertahankan BI rate 6,5 persen karena tekanan inflasi yang tinggi di 2010 lebih akibat kenaikan harga barang-barang pokok dan kenaikan harga yang ditentukan pemerintah.
"Tekanan inflasi karena kenaikan harga komoditi beras terutama, bukan fenomena moneter sehingga tidak perlu dijawab oleh perubahan kebijakan moneter," katanya.
sisi industri hambatanya masih sama
Stefanus Osa Triyatna
Kalau mau membangun ekonomi, bangunlah infrastruktur jalan. Niscaya, cepat atau lambat, kehidupan ekonomi di sepanjang jalan tersebut akan bangkit. Keyakinan itu disampaikan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wirjawan di hadapan pengusaha Taiwan beberapa waktu lalu.
Keterbatasan infrastruktur jalan menjadi salah satu kendala yang kerap dilontarkan kalangan pelaku industri di negeri ini. Pertumbuhan infrastruktur jalan tak sebanding dengan pertumbuhan otomotif, akibatnya macet tak terhindarkan.
Menteri Perindustrian MS Hidayat, pertengahan Desember, boleh saja mengutip pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kemacetan jalan menandakan industri sedang bertumbuh. Namun, faktanya kemacetan menimbulkan keresahan berbagai pihak, termasuk industriawan, karena distribusi produk mereka menjadi terhambat dan menimbulkan biaya tinggi.
Menteri Perindustrian, di pengujung 2010 saat berbicara di depan pengusaha di Surabaya dan Bandung, akhirnya mengakui, infrastruktur yang belum memadai menjadi salah satu hambatan pertumbuhan industri, selain masalah pelabuhan, air, dan keterbatasan suplai energi, terutama listrik.
Persoalan lain yang juga menjadi kendala sektor industri di negeri ini adalah kompetensi sumber daya manusia. Hal ini terkait dengan produktivitas dan keterampilan tenaga kerja tersedia.
Kendala lain bagi pertumbuhan industri di dalam negeri adalah ketergantungan terhadap bahan baku serta komponen impor. Mesin-mesin produksi yang sudah tua juga menjadi hambatan bagi peningkatan produktivitas dan efisiensi.
Permasalahan-permasalahan tersebut telah menurunkan daya saing industri dalam negeri. Kementerian Perindustrian telah mengidentifikasinya. Responsnya adalah dibuat Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri.
Namun, fakta di lapangan jauh dari harapan. Regulasi pemerintah pusat tak seiring dengan regulasi pemerintah daerah. Bahkan, di antara kementerian teknis bukan kebijakan sendiri-sendiri, yang membuat ”bingung” dunia usaha.
”Saya memahami keluhan ini karena saya dari kalangan pengusaha. Karena itu, janganlah dunia usaha memusuhi pemerintah. Kita perlu sama-sama membangun Indonesia Incorporated,” ujar Hidayat.
Tahun 2010-2014, Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri nonmigas 8,95 persen dan kontribusi industri pengolahan terhadap produk domestik bruto 24,67 persen. Ditargetkan total investasi 2010-2014 mencapai Rp 735,9 triliun.
Untuk mencapai target itu, Kementerian Perindustrian membuat kerangka pembangunan industri nasional. Kerangka itu yang akan menjadi acuan untuk membangkitkan industri agar siap menghadapi perdagangan bebas dan ASEAN Economic Community.
Agar siap menghadapi itu semua, menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton Supit, peningkatan daya saing menjadi kunci utama. ”Leadership, mulai dari presiden hingga pejabat pemerintah lainnya, yang mau mengenakan produk dalam negeri juga tidak boleh diabaikan,” ujar Anton.
Di sisi lain, kata Staf Khusus Menperin Benny Soetrisno, peran perbankan harus juga diperhatikan. Tingginya suku bunga kredit investasi, kredit modal kerja, bahkan kredit usaha rakyat (KUR) menjadi penghalang pertumbuhan industri. ”Harus dicari terobosan,” kata Benny.
SDM dan industri
Sementara untuk menyelesaikan persoalan tenaga kerja, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah memperhitungkan dalam peta jalan (roadmap) investasi.
Menurut BKPM, masalah sumber daya manusia harus diselesaikan dengan membangun infrastruktur nonfisik, yakni pendidikan dan kesehatan.
BKPM mencontohkan, di India setiap tahun dihasilkan 1 juta sarjana teknik dan 500.000 dokter. Sementara di Indonesia, dalam 30 tahun terakhir hanya menghasilkan 5.000 lulusan pascasarjana.
”Kalau tidak ada bantuan infrastruktur pendidikan, sebaiknya kita lupakan pembangunan. Lebih baik menjadi pedagang di Pasar Tanah Abang saja. Kita tidak akan bisa melakukan industrialisasi kalau tidak investasi pada hal-hal mendasar ini untuk 10-20 tahun ke depan,” ujar Gita Wirjawan dalam pertemuan dengan Apindo, pertengahan bulan ini.
Berkembangnya industrialisasi juga bisa dilihat dari kebutuhan akan listrik. Di Indonesia, saat ini konsumsi listrik per kapita per tahun hanya 565 kWh, sedangkan China 1.600 kWh, Malaysia 3.100 kWh, dan Singapura 8.000 kWh.
”Untuk naik mengimbangi China, kita harus membangun 3.000 megawatt per tahun selama 25 tahun. Kita empot-empotan membangun pembangkit listrik 3.000 megawatt per tahun, padahal China membangun 7.000 megawatt per tahun dan India 12.000-15.000 megawatt per tahun,” kata Gita.
Untuk infrastruktur jalan, China sudah membangun 4,5 juta kilometer, sementara Indonesia, menurut Gita, baru 440.000 kilometer.
Majunya industrialisasi suatu negara, kata Gita, juga dapat dilihat kebutuhannya terhadap baja. Saat ini konsumsi baja Indonesia baru 30 kilogram per kapita per tahun.
”Untuk menjadi bangsa modern, paling tidak konsumsi bajanya sekitar 500 kilogram per kapita per tahun. Singapura sudah 900 kilogram per kapita, Korea Selatan bahkan 1.200 kilogram per kapita per tahun,” kata Gita.
Ia menjelaskan, untuk meningkatkan konsumsi baja dari 30.000 kg menjadi 50.000 kg per kapita per tahun, lebih dahulu harus dibangun industri baja yang memiliki kapasitas produksi minimal 120 juta ton per tahun. ”Saat ini kapasitas produksi Krakatau Steel baru 3 juta ton per tahun,” ujar Gita.
Menyimak semua problem yang ada, kiranya tak ada yang baru, semuanya pekerjaan rumah lama. Mulai dari sumber daya manusia hingga infrastruktur sudah sejak lama dikeluhkan, tetapi tak kunjung terselesaikan. Akankah tahun 2011, PR ini terselesaikan?
Kalau mau membangun ekonomi, bangunlah infrastruktur jalan. Niscaya, cepat atau lambat, kehidupan ekonomi di sepanjang jalan tersebut akan bangkit. Keyakinan itu disampaikan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wirjawan di hadapan pengusaha Taiwan beberapa waktu lalu.
Keterbatasan infrastruktur jalan menjadi salah satu kendala yang kerap dilontarkan kalangan pelaku industri di negeri ini. Pertumbuhan infrastruktur jalan tak sebanding dengan pertumbuhan otomotif, akibatnya macet tak terhindarkan.
Menteri Perindustrian MS Hidayat, pertengahan Desember, boleh saja mengutip pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kemacetan jalan menandakan industri sedang bertumbuh. Namun, faktanya kemacetan menimbulkan keresahan berbagai pihak, termasuk industriawan, karena distribusi produk mereka menjadi terhambat dan menimbulkan biaya tinggi.
Menteri Perindustrian, di pengujung 2010 saat berbicara di depan pengusaha di Surabaya dan Bandung, akhirnya mengakui, infrastruktur yang belum memadai menjadi salah satu hambatan pertumbuhan industri, selain masalah pelabuhan, air, dan keterbatasan suplai energi, terutama listrik.
Persoalan lain yang juga menjadi kendala sektor industri di negeri ini adalah kompetensi sumber daya manusia. Hal ini terkait dengan produktivitas dan keterampilan tenaga kerja tersedia.
Kendala lain bagi pertumbuhan industri di dalam negeri adalah ketergantungan terhadap bahan baku serta komponen impor. Mesin-mesin produksi yang sudah tua juga menjadi hambatan bagi peningkatan produktivitas dan efisiensi.
Permasalahan-permasalahan tersebut telah menurunkan daya saing industri dalam negeri. Kementerian Perindustrian telah mengidentifikasinya. Responsnya adalah dibuat Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri.
Namun, fakta di lapangan jauh dari harapan. Regulasi pemerintah pusat tak seiring dengan regulasi pemerintah daerah. Bahkan, di antara kementerian teknis bukan kebijakan sendiri-sendiri, yang membuat ”bingung” dunia usaha.
”Saya memahami keluhan ini karena saya dari kalangan pengusaha. Karena itu, janganlah dunia usaha memusuhi pemerintah. Kita perlu sama-sama membangun Indonesia Incorporated,” ujar Hidayat.
Tahun 2010-2014, Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri nonmigas 8,95 persen dan kontribusi industri pengolahan terhadap produk domestik bruto 24,67 persen. Ditargetkan total investasi 2010-2014 mencapai Rp 735,9 triliun.
Untuk mencapai target itu, Kementerian Perindustrian membuat kerangka pembangunan industri nasional. Kerangka itu yang akan menjadi acuan untuk membangkitkan industri agar siap menghadapi perdagangan bebas dan ASEAN Economic Community.
Agar siap menghadapi itu semua, menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton Supit, peningkatan daya saing menjadi kunci utama. ”Leadership, mulai dari presiden hingga pejabat pemerintah lainnya, yang mau mengenakan produk dalam negeri juga tidak boleh diabaikan,” ujar Anton.
Di sisi lain, kata Staf Khusus Menperin Benny Soetrisno, peran perbankan harus juga diperhatikan. Tingginya suku bunga kredit investasi, kredit modal kerja, bahkan kredit usaha rakyat (KUR) menjadi penghalang pertumbuhan industri. ”Harus dicari terobosan,” kata Benny.
SDM dan industri
Sementara untuk menyelesaikan persoalan tenaga kerja, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah memperhitungkan dalam peta jalan (roadmap) investasi.
Menurut BKPM, masalah sumber daya manusia harus diselesaikan dengan membangun infrastruktur nonfisik, yakni pendidikan dan kesehatan.
BKPM mencontohkan, di India setiap tahun dihasilkan 1 juta sarjana teknik dan 500.000 dokter. Sementara di Indonesia, dalam 30 tahun terakhir hanya menghasilkan 5.000 lulusan pascasarjana.
”Kalau tidak ada bantuan infrastruktur pendidikan, sebaiknya kita lupakan pembangunan. Lebih baik menjadi pedagang di Pasar Tanah Abang saja. Kita tidak akan bisa melakukan industrialisasi kalau tidak investasi pada hal-hal mendasar ini untuk 10-20 tahun ke depan,” ujar Gita Wirjawan dalam pertemuan dengan Apindo, pertengahan bulan ini.
Berkembangnya industrialisasi juga bisa dilihat dari kebutuhan akan listrik. Di Indonesia, saat ini konsumsi listrik per kapita per tahun hanya 565 kWh, sedangkan China 1.600 kWh, Malaysia 3.100 kWh, dan Singapura 8.000 kWh.
”Untuk naik mengimbangi China, kita harus membangun 3.000 megawatt per tahun selama 25 tahun. Kita empot-empotan membangun pembangkit listrik 3.000 megawatt per tahun, padahal China membangun 7.000 megawatt per tahun dan India 12.000-15.000 megawatt per tahun,” kata Gita.
Untuk infrastruktur jalan, China sudah membangun 4,5 juta kilometer, sementara Indonesia, menurut Gita, baru 440.000 kilometer.
Majunya industrialisasi suatu negara, kata Gita, juga dapat dilihat kebutuhannya terhadap baja. Saat ini konsumsi baja Indonesia baru 30 kilogram per kapita per tahun.
”Untuk menjadi bangsa modern, paling tidak konsumsi bajanya sekitar 500 kilogram per kapita per tahun. Singapura sudah 900 kilogram per kapita, Korea Selatan bahkan 1.200 kilogram per kapita per tahun,” kata Gita.
Ia menjelaskan, untuk meningkatkan konsumsi baja dari 30.000 kg menjadi 50.000 kg per kapita per tahun, lebih dahulu harus dibangun industri baja yang memiliki kapasitas produksi minimal 120 juta ton per tahun. ”Saat ini kapasitas produksi Krakatau Steel baru 3 juta ton per tahun,” ujar Gita.
Menyimak semua problem yang ada, kiranya tak ada yang baru, semuanya pekerjaan rumah lama. Mulai dari sumber daya manusia hingga infrastruktur sudah sejak lama dikeluhkan, tetapi tak kunjung terselesaikan. Akankah tahun 2011, PR ini terselesaikan?
tarif kereta jangan naik dulu donk
Kenaikan tarif kereta api (KA) kelas ekonomi yang efektif mulai Sabtu (8/1/2011) langsung mendapat kritik. Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menganggap kenaikan tarif KA belum layak.
Ketua Umum MTI Danang Parikesit mengatakan, alasan yang digunakan sebagai landasan untuk menaikkan tarif tersebut belum tepat. Selama ini belum ada kesepakatan antara Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN mengenai penggunaan public services obligation (PSO).
PSO menjadi alasan utama KA menaikkan tarif, padahal para menteri itu harus ada persamaan persepsi dulu soal PSO. Pemerintah harus memberikan PSO berapa pun kebutuhannya karena ini adalah kewajiban pemerintah.
"Nah, kalau mereka belum sepakat, kok malah tarifnya naik. Masyarakat yang menjadi korbannya," kata Danang saat dihubungi di Jakarta, Jumat (7/1/2011).
Pemerintah seharusnya menyepakati besar PSO dahulu sehingga dana untuk layanan masyarakat itu bisa diberikan tanpa memberatkan rakyat.
Ketua Umum MTI Danang Parikesit mengatakan, alasan yang digunakan sebagai landasan untuk menaikkan tarif tersebut belum tepat. Selama ini belum ada kesepakatan antara Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN mengenai penggunaan public services obligation (PSO).
PSO menjadi alasan utama KA menaikkan tarif, padahal para menteri itu harus ada persamaan persepsi dulu soal PSO. Pemerintah harus memberikan PSO berapa pun kebutuhannya karena ini adalah kewajiban pemerintah.
"Nah, kalau mereka belum sepakat, kok malah tarifnya naik. Masyarakat yang menjadi korbannya," kata Danang saat dihubungi di Jakarta, Jumat (7/1/2011).
Pemerintah seharusnya menyepakati besar PSO dahulu sehingga dana untuk layanan masyarakat itu bisa diberikan tanpa memberatkan rakyat.
IHSG didorong melaju oleh perbankan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah. Jika di sesi I indeks banyak bermain di zona merah, namun di sesi II, indeks melaju kencang di zona hijau. Hingga akhirnya, pada penutupan pukul 16.00 Rabu (5/1/2011) sore ini, indeks ditutup di level 3.783,709 atau naik 0,63 persen.
Sektor perbankan menyumbang kenaikan tertinggi indeks pada hari ini dengan lonjakan signifikan sebesar 2,02 persen. baru kemudian disusul oleh kenaikan sektor industri dasar sebesar 1,35 persen dan sektor infrastruktur yang naik 1,12 persen.
Pada transaksi perdagangan hari ini, 103 saham ditransaksikan naik, 103 saham melorot, dan 93 saham lainnya tak bergerak, Volume transaksi yang diperdagangkan mencapai 4,2 miliar saham dengan nilai mencapai Rp 5.497,831 triliun.
Saham-saham yang menggerakkan indeks menjadi positif antara lain: PT Bank Mandiri (BMRI) yang naik 3,79 persen menjadi Rp 6.850, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik 2,91 persen menjadi Rp 10.600, PT Bank Central Asia (BBCA) naik 1,54 persen menjadi Rp 6.600, dan Bank CIMB Niaga (BNGA) naik 6,02 persen menjadi Rp 1.760.
Sementara, saham-saham yang menahan laju pergerakan indeks di antaranya: PT Astra International (ASII) turun 0,86 persen menjadi Rp 52.050, PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) turun 2,81 persen menjadi Rp 24.200, PT Adaro Energy (ADRO) turun 0,87 persen menjadi Rp 2.850, dan PT Bank Internasional Indonesia (BNII) turun 2,67 persen menjadi Rp 730.
Sektor perbankan menyumbang kenaikan tertinggi indeks pada hari ini dengan lonjakan signifikan sebesar 2,02 persen. baru kemudian disusul oleh kenaikan sektor industri dasar sebesar 1,35 persen dan sektor infrastruktur yang naik 1,12 persen.
Pada transaksi perdagangan hari ini, 103 saham ditransaksikan naik, 103 saham melorot, dan 93 saham lainnya tak bergerak, Volume transaksi yang diperdagangkan mencapai 4,2 miliar saham dengan nilai mencapai Rp 5.497,831 triliun.
Saham-saham yang menggerakkan indeks menjadi positif antara lain: PT Bank Mandiri (BMRI) yang naik 3,79 persen menjadi Rp 6.850, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik 2,91 persen menjadi Rp 10.600, PT Bank Central Asia (BBCA) naik 1,54 persen menjadi Rp 6.600, dan Bank CIMB Niaga (BNGA) naik 6,02 persen menjadi Rp 1.760.
Sementara, saham-saham yang menahan laju pergerakan indeks di antaranya: PT Astra International (ASII) turun 0,86 persen menjadi Rp 52.050, PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) turun 2,81 persen menjadi Rp 24.200, PT Adaro Energy (ADRO) turun 0,87 persen menjadi Rp 2.850, dan PT Bank Internasional Indonesia (BNII) turun 2,67 persen menjadi Rp 730.
IHSG Anjlok Lebih dari 100 Poin
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan menjelang libur akhir pekan terpuruk hingga lebih dari 100 poin, mengikuti merahnya bursa regional.
IHSG pada Jumat (7/1/2011) ditutup anjlok 104,80 poin atau 2,81 persen pada 3.631,453. Semua sektor mengalami penurunan, dipimpin oleh sektor perbankan yang melorot 3,71 persen dan perkebunan yang turun 3,45 persen.
Sementara Indeks Kompas100 melemah 3,38 persen, kemudian indeks LQ45 merosot 3,54 persen, serta Jakarta Islamic Index terkoreksi 3,32 persen.
Pada perdagangan jelang libur ini, terdapat 207 saham turun, dan hanya 26 saham yang naik serta 55 saham tidak berubah. Adapun nilai transaksi mencapai Rp 6,656 triliun dari 122.695 kali transaksi dengan volume 4,634 miliar saham.
Beberapa saham yang menjadi top lossers hari ini adalah BABP naik 14 persen menjadi Rp 138, kemudian ALFA turn 8 persen menjadi Rp 2.400, kemudian BNII melemah 7 persen jadi Rp 630, dan BBTN turun 7 persen ke Rp 1.600.
Sementara yang ada di top gainers, antara lain, DSSA naik 20 persen ke Rp 25.200, kemudian CEKA naik 16 persen ke Rp 3.100, serta BKSW naik 6 persen ke Rp 500.
IHSG pada Jumat (7/1/2011) ditutup anjlok 104,80 poin atau 2,81 persen pada 3.631,453. Semua sektor mengalami penurunan, dipimpin oleh sektor perbankan yang melorot 3,71 persen dan perkebunan yang turun 3,45 persen.
Sementara Indeks Kompas100 melemah 3,38 persen, kemudian indeks LQ45 merosot 3,54 persen, serta Jakarta Islamic Index terkoreksi 3,32 persen.
Pada perdagangan jelang libur ini, terdapat 207 saham turun, dan hanya 26 saham yang naik serta 55 saham tidak berubah. Adapun nilai transaksi mencapai Rp 6,656 triliun dari 122.695 kali transaksi dengan volume 4,634 miliar saham.
Beberapa saham yang menjadi top lossers hari ini adalah BABP naik 14 persen menjadi Rp 138, kemudian ALFA turn 8 persen menjadi Rp 2.400, kemudian BNII melemah 7 persen jadi Rp 630, dan BBTN turun 7 persen ke Rp 1.600.
Sementara yang ada di top gainers, antara lain, DSSA naik 20 persen ke Rp 25.200, kemudian CEKA naik 16 persen ke Rp 3.100, serta BKSW naik 6 persen ke Rp 500.
Pemerintah menduga Ada Penyelundupan Timah
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menduga adanya praktek penyelundupan timah yang membuat produksi akhir tahun lalu turun. Menurut data Kementerian Energi, realisasi produksi timah hanya mencapai 78,965 ton alias 12% di bawah target 90,000 ton.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Mineral, Batubara, dan Panar Bumi (Minerbapabum), Bambang Setiawan, di sela-sela rapat kerja sektor ESDM tahun 2011 di Jakarta, Kamis (6/1).
"Bukan indikasi, saya hanya berasumsi. Saya tidak punya bukti. Tetapi logikanya, kalau harga naik penggalian yang tadinya tidak ekonomis menjadi ekonomis," ujar Bambang.
Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, harga timah di pasar dunia memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan data London Metal Exchange (LME), harga timah tahun 2009 hanya berkisar sekitar US$10,000 dan US$16,000 per ton. Pada 2010, angka itu naik menjadi US$16,000 dan US$26,000 per ton yang merupakan rekor tertinggi sejak 2008.
Menurut hitungan Bambang, nilai timah per 29 November hingga 29 Desember 2011 mencapai US$26,362 per ton. Maka, Bambang pun mencurigai ada sesuatu yang menyebabkan turunnya produksi timah tahun lalu.
"Kita harus lihat sisanya (timahnya) lari ke mana, apakah penyelundupan masih jalan atau tidak. Kalau biji timahnya saya yakin meningkat. Seharusnya, kalau tidak ada timah "keluar", produksi pasti mencapai target atau naik," ujar Bambang.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Indonesia Mining Association Priyo Pribadi mengakui turunnya produksi timah pada saat kenaikan harga merupakan hal yang aneh.
"Penyelundupan pasti ada apalagi kalau harga tinggi. Untuk mengatasi ini, perlu kerja sama dengan aparat keamanan," ujar Priyo yang menyarankan Pemerintah menaikkan target tahun depan serta menyelaraskan antara planning (perencanaan) dan ekspektasi
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Mineral, Batubara, dan Panar Bumi (Minerbapabum), Bambang Setiawan, di sela-sela rapat kerja sektor ESDM tahun 2011 di Jakarta, Kamis (6/1).
"Bukan indikasi, saya hanya berasumsi. Saya tidak punya bukti. Tetapi logikanya, kalau harga naik penggalian yang tadinya tidak ekonomis menjadi ekonomis," ujar Bambang.
Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, harga timah di pasar dunia memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan data London Metal Exchange (LME), harga timah tahun 2009 hanya berkisar sekitar US$10,000 dan US$16,000 per ton. Pada 2010, angka itu naik menjadi US$16,000 dan US$26,000 per ton yang merupakan rekor tertinggi sejak 2008.
Menurut hitungan Bambang, nilai timah per 29 November hingga 29 Desember 2011 mencapai US$26,362 per ton. Maka, Bambang pun mencurigai ada sesuatu yang menyebabkan turunnya produksi timah tahun lalu.
"Kita harus lihat sisanya (timahnya) lari ke mana, apakah penyelundupan masih jalan atau tidak. Kalau biji timahnya saya yakin meningkat. Seharusnya, kalau tidak ada timah "keluar", produksi pasti mencapai target atau naik," ujar Bambang.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Indonesia Mining Association Priyo Pribadi mengakui turunnya produksi timah pada saat kenaikan harga merupakan hal yang aneh.
"Penyelundupan pasti ada apalagi kalau harga tinggi. Untuk mengatasi ini, perlu kerja sama dengan aparat keamanan," ujar Priyo yang menyarankan Pemerintah menaikkan target tahun depan serta menyelaraskan antara planning (perencanaan) dan ekspektasi
jamu semakin meluas
Industri jamu lokal menyambut positif upaya pemerintah untuk memperluas cakupan pelayanan obat tradisional (jamu) ke berbagai sarana kesehatan formal di Puskesmas dan rumah sakit.
Pada Rabu (5/1), di Jakarta, Direktur Utama PT Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, secara turun menurun jamu terbukti memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Sayangnya khasiat jamu tidak memiliki bukti sesuai dengan kaidah ilmiah, sehingga dokter tidak dapat menuliskan resep jamu pada pasien.
Lantaran itu, kata Irwan, berbagai terobosan yang dilakukan pemerintah belakangan ini, seperti program Saintifikasi Jamu dalam bentuk penelitian berbasis pelayanan kesehatan dan program Jamu masuk Puskesmas perlu mendapat dukungan.
“Ini kesempatan emas bagi industri jamu Indonesia, dan begitu juga bagi kesehatan masyarakat. Kalau banyak jenis jamu lolos saintifikasi sebagai obat, biaya pengobatan akan semakin murah,� sebut Irwan,
Berdasarkan pengamatan dirinya, sebagai praktisi jamu, setidaknya terdapat lima jenis penyakit yang potensial dapat diobati dengan jamu. Penyakit itu adalah, maag, lever, demam berdarah, prostat dan juga pegal linu. Pasalnya, secara empiris, sejumlah penyakit itu telah lama diklaim oleh beberapa orang dapat disembuhkan oleh jamu.
Pada Rabu (5/1), di Jakarta, Direktur Utama PT Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, secara turun menurun jamu terbukti memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Sayangnya khasiat jamu tidak memiliki bukti sesuai dengan kaidah ilmiah, sehingga dokter tidak dapat menuliskan resep jamu pada pasien.
Lantaran itu, kata Irwan, berbagai terobosan yang dilakukan pemerintah belakangan ini, seperti program Saintifikasi Jamu dalam bentuk penelitian berbasis pelayanan kesehatan dan program Jamu masuk Puskesmas perlu mendapat dukungan.
“Ini kesempatan emas bagi industri jamu Indonesia, dan begitu juga bagi kesehatan masyarakat. Kalau banyak jenis jamu lolos saintifikasi sebagai obat, biaya pengobatan akan semakin murah,� sebut Irwan,
Berdasarkan pengamatan dirinya, sebagai praktisi jamu, setidaknya terdapat lima jenis penyakit yang potensial dapat diobati dengan jamu. Penyakit itu adalah, maag, lever, demam berdarah, prostat dan juga pegal linu. Pasalnya, secara empiris, sejumlah penyakit itu telah lama diklaim oleh beberapa orang dapat disembuhkan oleh jamu.
Dapat Pinjaman Medco Bangun Kilang
Anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Medco LNG Indonesia, mendapatkan pinjaman sebesar US$120 juta dari Mitsubishi Cooporation. Pinjaman tersebut akan diperuntukkan bagi pendanaan proyek pembangunan kilang LNG berkapasitas dua juta metrik ton (mt) per tahun senilai US$2,8 miliar di Banggai, Sulawesi Tengah.
Direktur Utama MEDC Darmoyo Doyoatmojo menjelaskan, dana itu akan dipergunakan untuk memenuhi komitmen pendanaan proyek pembangunan kilang LNG dengan kapasitas dua juta metrik ton (mt) per tahun di Banggai, Sulawesi Tengah, yang bernilai Rp2,8 miliar.
"Perjanjian pinjaman tersebut telah ditandatangani pada 31 Desember 2010 yang lalu," ujarnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (6/1).
Sebagai jaminan, Medco menjaminkan seluruh kepemilikannnya (20%) yang ada di PT Donggi-Senoro LNG. Bunga pinjaman ini adalah Libor+3,75% per tahun, Libor+4,75% per tahun untuk masa perpanjangan. Bunga akan dibayar per triwulanan dan dilakukan pada saat memasuki periode pelunasan pinjaman, yaitu ketika Donggi-Senoro LNG telah mendapatkan pendanaan proyek, maka pelunasan pinjaman dilakukan selama 12 bulan sejak first finance repayment date.
Untuk membangun kilang ini, Medco LNG berkerja sama dengan PT Pertamina dan Mitsubishi membentuk PT Donggi Senoro Lng. Komposisi kepemilikan sahamnya adalah Medco LNG sebesar 20%, Pertamina 29%, serta Mitsubishi 51%.
Mitsubishi merupakan pemegang 39,4% saham Encore Energy Pte Ltd, yang merupakan pemegang 50,7% saham MEDC. Dengan demikian transaksi tersebut termasuk ke dalam transaksi terafiliasi.
Sebelumnya, Majelis KPPU menyatakan telah terjadi persaingan usaha tidak sehat di proyek Donggi-Senoro. Untuk itu, KPPU menghukum seluruh pihak yang terlibat masing-masing membayar denda senilai total Rp31 miliar yang harus disetor kepada kas negara.
Adapun rincian pembagian denda tersebut adalah Pertamina Rp10 miliar, Medco Energi Rp5 miliar, Medco E&P Tomori Rp1 miliar dan Mitsubishi Corp Rp15 miliar.
KPPU menemukan bukti terjadi persekongkolan oleh Mistusbishi dengan Medco Energi dan anak usahanya, Medco E&P Tomori Sulawesi, untuk mendapatkan informasi kegiatan usaha pesaingnya yaitu LNGI yang diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan untuk menyusun proposal beauty contest.
Direktur Utama MEDC Darmoyo Doyoatmojo menjelaskan, dana itu akan dipergunakan untuk memenuhi komitmen pendanaan proyek pembangunan kilang LNG dengan kapasitas dua juta metrik ton (mt) per tahun di Banggai, Sulawesi Tengah, yang bernilai Rp2,8 miliar.
"Perjanjian pinjaman tersebut telah ditandatangani pada 31 Desember 2010 yang lalu," ujarnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (6/1).
Sebagai jaminan, Medco menjaminkan seluruh kepemilikannnya (20%) yang ada di PT Donggi-Senoro LNG. Bunga pinjaman ini adalah Libor+3,75% per tahun, Libor+4,75% per tahun untuk masa perpanjangan. Bunga akan dibayar per triwulanan dan dilakukan pada saat memasuki periode pelunasan pinjaman, yaitu ketika Donggi-Senoro LNG telah mendapatkan pendanaan proyek, maka pelunasan pinjaman dilakukan selama 12 bulan sejak first finance repayment date.
Untuk membangun kilang ini, Medco LNG berkerja sama dengan PT Pertamina dan Mitsubishi membentuk PT Donggi Senoro Lng. Komposisi kepemilikan sahamnya adalah Medco LNG sebesar 20%, Pertamina 29%, serta Mitsubishi 51%.
Mitsubishi merupakan pemegang 39,4% saham Encore Energy Pte Ltd, yang merupakan pemegang 50,7% saham MEDC. Dengan demikian transaksi tersebut termasuk ke dalam transaksi terafiliasi.
Sebelumnya, Majelis KPPU menyatakan telah terjadi persaingan usaha tidak sehat di proyek Donggi-Senoro. Untuk itu, KPPU menghukum seluruh pihak yang terlibat masing-masing membayar denda senilai total Rp31 miliar yang harus disetor kepada kas negara.
Adapun rincian pembagian denda tersebut adalah Pertamina Rp10 miliar, Medco Energi Rp5 miliar, Medco E&P Tomori Rp1 miliar dan Mitsubishi Corp Rp15 miliar.
KPPU menemukan bukti terjadi persekongkolan oleh Mistusbishi dengan Medco Energi dan anak usahanya, Medco E&P Tomori Sulawesi, untuk mendapatkan informasi kegiatan usaha pesaingnya yaitu LNGI yang diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan untuk menyusun proposal beauty contest.
Dana Asing Masuk Sepanjang 2010
Selama 2010, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran dana asing net inflow sebesar Rp119,5 triliun. Aliran dana asing tersebut masuk di semua aset keuangan dengan peningkatan terbesar pada surat berharga negara (SBN).
Demikian perkembangan pasar keuangan yang disampaikan Kepala Biro Hubungan Masyarakat BI Difi Ahmad Johansyah melalui surat elektronik, Selasa (4/1). "Hal ini didorong oleh optimisme pertumbuhan domestik, yield (imbal hasil) yang menarik, dan sentimen positif pasar global," jelasnya.
Porsi kepemilikan asing pada akhir 2010 di surat utang negara sebesar 29,93% atau senilai Rp 194,83 triliun. Sedangkan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar 27,45% atau Rp 54,93 triliun
Demikian perkembangan pasar keuangan yang disampaikan Kepala Biro Hubungan Masyarakat BI Difi Ahmad Johansyah melalui surat elektronik, Selasa (4/1). "Hal ini didorong oleh optimisme pertumbuhan domestik, yield (imbal hasil) yang menarik, dan sentimen positif pasar global," jelasnya.
Porsi kepemilikan asing pada akhir 2010 di surat utang negara sebesar 29,93% atau senilai Rp 194,83 triliun. Sedangkan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar 27,45% atau Rp 54,93 triliun
target investasi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis dapat mencapai target investasi bidang mineral dan batubara pada tahun 2011 sebesar 3,5 miliar dollar AS. Peningkatan realisasi investasi bidang tersebut diperkirakan dapat tercapai seiring dengan tingginya harga komoditas pertambangan di pasar dunia.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi Kementerian ESDM Bambang Setiawan, Kamis (6/1/2011), di sela-sela rapat kerja Sektor ESDM, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.
Menurut data Kementerian ESDM, realisasi investasi bidang mineral dan batubara hingga pertengahan Desember tahun 2010 mencapai 3,186 miliar dollar AS. Angka ini di luar investasi dari kuasa pertambangan atau izin usaha pertambangan yang diterbitkan pemerintah daerah. Nilai investasi ini 150 persen dari target pemerintah yang sebesar 2,119 miliar dollar AS.
Adapun realisasi penerimaan negara dari mineral batubara sampai pertengahan Desember tahun 2010 terdiri dari penerimaan negara bukan pajak atau PNBP Rp 18,29 triliun. Sumber penerimaan lain di bidang minerba adalah pajak Rp 48,04 triliun.
Bambang Setiawan menjelaskan, investasi minerba tahun 2011 diperkirakan mencapai 3,5 miliar dollar AS. Ini berarti ada peningkatan sekitar 320 juta dollar AS dibandingkan realisasi investasi tahun sebelumnya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, realisasi investasi bidang ESDM terus meningkat, kata dia menegaskan.
Peningkatan investasi tersebut terutama berasal dari komoditas batubara yang diproduksi sejumlah perusahaan pemegang kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara. Ini masih belum termasuk hasil produksi batubara dari sejumlah perusahaan yang mengantongi izin usaha pertambangan dari pemerintah daerah. Kami sedang menginventarisir pertambangan yang mendapat izin pemda, ujarnya.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi Kementerian ESDM Bambang Setiawan, Kamis (6/1/2011), di sela-sela rapat kerja Sektor ESDM, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.
Menurut data Kementerian ESDM, realisasi investasi bidang mineral dan batubara hingga pertengahan Desember tahun 2010 mencapai 3,186 miliar dollar AS. Angka ini di luar investasi dari kuasa pertambangan atau izin usaha pertambangan yang diterbitkan pemerintah daerah. Nilai investasi ini 150 persen dari target pemerintah yang sebesar 2,119 miliar dollar AS.
Adapun realisasi penerimaan negara dari mineral batubara sampai pertengahan Desember tahun 2010 terdiri dari penerimaan negara bukan pajak atau PNBP Rp 18,29 triliun. Sumber penerimaan lain di bidang minerba adalah pajak Rp 48,04 triliun.
Bambang Setiawan menjelaskan, investasi minerba tahun 2011 diperkirakan mencapai 3,5 miliar dollar AS. Ini berarti ada peningkatan sekitar 320 juta dollar AS dibandingkan realisasi investasi tahun sebelumnya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, realisasi investasi bidang ESDM terus meningkat, kata dia menegaskan.
Peningkatan investasi tersebut terutama berasal dari komoditas batubara yang diproduksi sejumlah perusahaan pemegang kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara. Ini masih belum termasuk hasil produksi batubara dari sejumlah perusahaan yang mengantongi izin usaha pertambangan dari pemerintah daerah. Kami sedang menginventarisir pertambangan yang mendapat izin pemda, ujarnya.
pemerintah lepas tangan dengan BBM
Pemerintah tidak akan mengintervensi harga jual bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi. Pemerintah menyerahkannya kepada mekanisme pasar.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kenaikan harga BBM non-subsidi itu di luar kendali pemerintah. "Mau tidak mau harus mengikuti harga pasar," kata Hatta, Kamis (6/1/2011).
Seperti diketahui, harga BBM non-subsidi jenis pertamax naik dari Rp 7.050 per liter menjadi Rp 7.500 per liter. Sementara jenis pertamax plus naik dari Rp 7.450 per liter menjadi Rp 7.900 per liter. Pertamina mengatakan, kenaikan harga BBM non-subsidi ini seiring dengan lonjakan harga minyak mentah dunia.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kenaikan harga BBM non-subsidi itu di luar kendali pemerintah. "Mau tidak mau harus mengikuti harga pasar," kata Hatta, Kamis (6/1/2011).
Seperti diketahui, harga BBM non-subsidi jenis pertamax naik dari Rp 7.050 per liter menjadi Rp 7.500 per liter. Sementara jenis pertamax plus naik dari Rp 7.450 per liter menjadi Rp 7.900 per liter. Pertamina mengatakan, kenaikan harga BBM non-subsidi ini seiring dengan lonjakan harga minyak mentah dunia.
program beras raskin akan di gandakan
Untuk meredam kenaikan harga beras, pemerintah memprogramkan penyaluran beras untuk masyarakat miskin atau raskin yang lebih banyak dari biasanya pada Februari 2011. Raskin yang disalurkan pada Februari 2011 akan setara dengan volume dua bulan raskin.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Kamis (6/1/2011).
Menurut Mari, untuk menstabilkan harga beras ada tiga pendekatan yang bisa dilakukan pemerintah. Pertama, operasi pasar yang sudah intensif dalam dua bulan terakhir ini akan dilanjutkan hingga musim panen tiba. Untuk mengamankan operasi pasar, Bulog memiliki stok 500.000 ton yang dapat digunakan setiap saat.
Kedua, menjaga stok beras di Bulog agar tetap di level 1,5 juta ton setiap saat. Itu bisa dilakukan dengan impor atau pengadaan dari dalam negeri.
"Ketiga adalah raskin. Raskin ke-13 sudah diluncurkan pada Desember 2010 dan sekarang tiga bulan pertama akan kami tingkatkan. Misalnya, dua bulan raskin pada Februari 2011," ujar Mari.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Kamis (6/1/2011).
Menurut Mari, untuk menstabilkan harga beras ada tiga pendekatan yang bisa dilakukan pemerintah. Pertama, operasi pasar yang sudah intensif dalam dua bulan terakhir ini akan dilanjutkan hingga musim panen tiba. Untuk mengamankan operasi pasar, Bulog memiliki stok 500.000 ton yang dapat digunakan setiap saat.
Kedua, menjaga stok beras di Bulog agar tetap di level 1,5 juta ton setiap saat. Itu bisa dilakukan dengan impor atau pengadaan dari dalam negeri.
"Ketiga adalah raskin. Raskin ke-13 sudah diluncurkan pada Desember 2010 dan sekarang tiga bulan pertama akan kami tingkatkan. Misalnya, dua bulan raskin pada Februari 2011," ujar Mari.
tanamlah cabai dirumah
Saking susahnya menyelesaikan masalah kenaikan harga cabai, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengajak masyarakat menanam cabai di rumah masing-masing. Mari sudah menanam 200 pohon cabai di rumahnya.
"Pengumuman, saya sudah menanam 200 pohon cabai di rumah, memakai pot-pot. Saya ajak konsumen untuk ikut menanam," ujar Mari seusai bertemu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Kamis (6/1/2011) di Jakarta.
Menurut Mari, tingginya harga cabai, yang bisa mencapai Rp 100.000 per kilogram di beberapa tempat, merupakan dampak dari masalah hama dan iklim. Jadi, masalah cabai bukan disebabkan masalah distribusi yang terhambat.
"Jadi, mungkin sekali masalah cabai ini diarahkan pada usaha kita di sektor pertanian, di mana Kementerian Pertanian dapat mengusahakan bibit yang tahan penyakit dan tahan perubahan iklim yang ekstrem," ujarnya.
Editor: Heru Margianto
Dibaca : 5023
"Pengumuman, saya sudah menanam 200 pohon cabai di rumah, memakai pot-pot. Saya ajak konsumen untuk ikut menanam," ujar Mari seusai bertemu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Kamis (6/1/2011) di Jakarta.
Menurut Mari, tingginya harga cabai, yang bisa mencapai Rp 100.000 per kilogram di beberapa tempat, merupakan dampak dari masalah hama dan iklim. Jadi, masalah cabai bukan disebabkan masalah distribusi yang terhambat.
"Jadi, mungkin sekali masalah cabai ini diarahkan pada usaha kita di sektor pertanian, di mana Kementerian Pertanian dapat mengusahakan bibit yang tahan penyakit dan tahan perubahan iklim yang ekstrem," ujarnya.
Editor: Heru Margianto
Dibaca : 5023
impor pangan tak di tambuhkan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ketika membuka sidang kabinet paripurna yang membahas soal kenaikan harga pangan, mengatakan, guna mengatasi kelangkaan pangan, impor dapat menjadi salah satu solusi. Kelangkaan pangan dan meningkatnya permintaan adalah salah satu pemicu kenaikan harga pangan di Indonesia saat ini.
"Mari kita pastikan suplai di dalam negeri dapat memenuhi demand secara nasional. Impor dalam keadaan tertentu, dalam keadan krisis, tidak ditabukan," kata SBY di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (6/1/2011).
"Kebijakan fiskal khusus untuk pangan, baik impor maupun ekspor, dapat kita lakukan manakala kita ingin mengelola harga pangan. Ada pangan di Indonesia yang diekspor besar-besaran sehingga memengaruhi harga dalam negeri," kata Presiden.
Presiden juga meminta agar operasi pasar terus dilakukan. Selain itu, Kepala Negara juga meminta para menteri terkait memastikan cadangan atau stok pangan di Indonesia. "Kalau stok kuat, ketika ada spekulasi, bisa kita cegah dan tangkal. Selain itu, produktivitas dalam negeri juga harus meningkat untuk stabilitas harga," kata Presiden.
Di samping itu, Presiden juga terus mendorong ketahanan pangan lokal dan keluarga. "Saya sering membaca majalah seperti Trubus atau artikel di koran, kreativitas rumah tangga untuk tanam sayur dalam pot-pot itu ternyata luar biasa. Pasalnya, di kampung, dari tingkat RT sampai RW, bisa meningkatkan ketahanan pangan keluarga. Tidak ada salahnya kita berkreasi untuk itu," katanya.
Guna mempertahankan ketahanan pangan, Presiden juga meminta agar ramalan atau kalkulasi prediksi pangan harus akurat. "Jangan overoptimistic sehingga keliru. Tolong turun ke lapangan lebih intens sehingga apa yang kita ramalkan lebih akurat," pesan Presiden.
Presiden menambahkan, diperlukan kebijakan dan regulasi baru tentang pengamanan lahan-lahan pertanian. "Saya baru menandatangani PP land security supaya tidak terjadi pengalihan fungsi lahan yang tidak terkendali. Dan ini harus dilakukan di seluruh kabupaten untuk mengendalikan ini," katanya.
"Mari kita pastikan suplai di dalam negeri dapat memenuhi demand secara nasional. Impor dalam keadaan tertentu, dalam keadan krisis, tidak ditabukan," kata SBY di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (6/1/2011).
"Kebijakan fiskal khusus untuk pangan, baik impor maupun ekspor, dapat kita lakukan manakala kita ingin mengelola harga pangan. Ada pangan di Indonesia yang diekspor besar-besaran sehingga memengaruhi harga dalam negeri," kata Presiden.
Presiden juga meminta agar operasi pasar terus dilakukan. Selain itu, Kepala Negara juga meminta para menteri terkait memastikan cadangan atau stok pangan di Indonesia. "Kalau stok kuat, ketika ada spekulasi, bisa kita cegah dan tangkal. Selain itu, produktivitas dalam negeri juga harus meningkat untuk stabilitas harga," kata Presiden.
Di samping itu, Presiden juga terus mendorong ketahanan pangan lokal dan keluarga. "Saya sering membaca majalah seperti Trubus atau artikel di koran, kreativitas rumah tangga untuk tanam sayur dalam pot-pot itu ternyata luar biasa. Pasalnya, di kampung, dari tingkat RT sampai RW, bisa meningkatkan ketahanan pangan keluarga. Tidak ada salahnya kita berkreasi untuk itu," katanya.
Guna mempertahankan ketahanan pangan, Presiden juga meminta agar ramalan atau kalkulasi prediksi pangan harus akurat. "Jangan overoptimistic sehingga keliru. Tolong turun ke lapangan lebih intens sehingga apa yang kita ramalkan lebih akurat," pesan Presiden.
Presiden menambahkan, diperlukan kebijakan dan regulasi baru tentang pengamanan lahan-lahan pertanian. "Saya baru menandatangani PP land security supaya tidak terjadi pengalihan fungsi lahan yang tidak terkendali. Dan ini harus dilakukan di seluruh kabupaten untuk mengendalikan ini," katanya.
melemahnya harga emas
Spekulasi terjadinya pemulihan ekonomi di AS melemahkan permintaan emas sebagai safe haven. Meski agak menguat dari harga kemarin, posisinya masih jauh dari rekor yang tercapai di awal pekan (3/1/2011) yaitu 1.422,9 dollar AS per troy ounce.
Hari ini hingga pukul 15.18, emas untuk kontrak pengiriman Februari 2011 di Divisi COMEX-AS bertahan di 1.376,4 dollar AS per troy ounce, menguat dari penutupan kemarin di 1.373,7 dollar AS per troy ounce.
Pasar memersepsikan membaiknya industri jasa dan penambahan lapangan kerja di AS sebagai indikasi berjalannya pemulihan ekonomi dunia. Di sisi lain, data yang bagus menyebabkan dollar AS cenderung menguat sehingga mengurangi permintaan emas sebagai produk komoditas.
Analis teknikal dari LaSalle Futures Group, Matthew Zeman, menyebut investor merasa yakin pada prospek ekonomi, dan semua data yang bagus menekan emas dan mengangkat dollar AS.
Matthew memperkirakan emas akan berlanjut terkoreksi ke level terendah sejak September lalu di 1.266 dollar AS per troy ounce.
"Akan ada perpindahan aset ke investasi berisiko tinggi, seperti saham. Maka, investor besar akan keluar dari pasar emas," ujarnya.
Hari ini hingga pukul 15.18, emas untuk kontrak pengiriman Februari 2011 di Divisi COMEX-AS bertahan di 1.376,4 dollar AS per troy ounce, menguat dari penutupan kemarin di 1.373,7 dollar AS per troy ounce.
Pasar memersepsikan membaiknya industri jasa dan penambahan lapangan kerja di AS sebagai indikasi berjalannya pemulihan ekonomi dunia. Di sisi lain, data yang bagus menyebabkan dollar AS cenderung menguat sehingga mengurangi permintaan emas sebagai produk komoditas.
Analis teknikal dari LaSalle Futures Group, Matthew Zeman, menyebut investor merasa yakin pada prospek ekonomi, dan semua data yang bagus menekan emas dan mengangkat dollar AS.
Matthew memperkirakan emas akan berlanjut terkoreksi ke level terendah sejak September lalu di 1.266 dollar AS per troy ounce.
"Akan ada perpindahan aset ke investasi berisiko tinggi, seperti saham. Maka, investor besar akan keluar dari pasar emas," ujarnya.
Rabu, 05 Januari 2011
harga minyak dunia melonjak
Harga minyak mentah dunia masih berada di posisi tertinggi selama dua tahun terakhir. Kondisi tersebut dipicu oleh percepatan aktivitas manufaktur di negara-negara industri dan musim dingin yang membuat cadangan minyak mentah Amerika Serikat (AS) semakin kritis.
Dalam penutupan perdagangan, kemarin,harga minyak dunia masih bertahan di atas USD90/barel.Harga minyak mentah AS turun USD12 sen menjadi USD91,43/barel. Harga ini di bawah level puncak pada Senin (3/1) lalu, yaitu USD92,58/barel, tertinggi sejak Oktober 2008. “Sentimen minyak jelas telah berbalik naik. Sebagian didorong cuaca dingin yang luar biasa.
Namun, ini lebih karena pandangan konsensus yang optimistis terhadap kinerja ekonomi pada 2011, terutama di Amerika Serikat,”ungkap analis JPMorgan yang dipimpin Lawrence Eagles kemarin. Persediaan minyak mentah di AS, negara konsumen terbesar di dunia, jatuh untuk kelima kalinya berturut-turut. Menurut sebuah jajak pendapat, pada pekan lalu turun hingga 1,7 juta barel.Kilangkilang terus digunakan untuk memasok lebih banyak minyak mentah yang disimpan.
Sementara itu, pemerintah akan terus memantau fluktuasi harga minyak yang kini mencapai di atas USD90/barel. Harga tersebut dinilai belum memengaruhi asumsi makro secara keseluruhan.Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Askolani mengatakan, berkaca pada pengalaman 2008, harga minyak naik tinggi lalu anjlok ke USD30– 40/barel.
Menurutnya, angka di atas USD90/barel tidak akan bertahan setahun.Dengan demikian, asumsi harga ICP dalam APBN 2011 sebesar USD80 masih cukup relevan. ”Kita lihat bagaimana simulasinya, jika bertahan USD90 atau di atas itu sepanjang tahun,”ujarnya di Jakarta kemarin.
Dalam penutupan perdagangan, kemarin,harga minyak dunia masih bertahan di atas USD90/barel.Harga minyak mentah AS turun USD12 sen menjadi USD91,43/barel. Harga ini di bawah level puncak pada Senin (3/1) lalu, yaitu USD92,58/barel, tertinggi sejak Oktober 2008. “Sentimen minyak jelas telah berbalik naik. Sebagian didorong cuaca dingin yang luar biasa.
Namun, ini lebih karena pandangan konsensus yang optimistis terhadap kinerja ekonomi pada 2011, terutama di Amerika Serikat,”ungkap analis JPMorgan yang dipimpin Lawrence Eagles kemarin. Persediaan minyak mentah di AS, negara konsumen terbesar di dunia, jatuh untuk kelima kalinya berturut-turut. Menurut sebuah jajak pendapat, pada pekan lalu turun hingga 1,7 juta barel.Kilangkilang terus digunakan untuk memasok lebih banyak minyak mentah yang disimpan.
Sementara itu, pemerintah akan terus memantau fluktuasi harga minyak yang kini mencapai di atas USD90/barel. Harga tersebut dinilai belum memengaruhi asumsi makro secara keseluruhan.Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Askolani mengatakan, berkaca pada pengalaman 2008, harga minyak naik tinggi lalu anjlok ke USD30– 40/barel.
Menurutnya, angka di atas USD90/barel tidak akan bertahan setahun.Dengan demikian, asumsi harga ICP dalam APBN 2011 sebesar USD80 masih cukup relevan. ”Kita lihat bagaimana simulasinya, jika bertahan USD90 atau di atas itu sepanjang tahun,”ujarnya di Jakarta kemarin.
pertamax semakin tinggi
Melonjaknya harga minyak mentah dunia di atas USD90 per barel membuat harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi seperti pertamax ikut naik.
PT Pertamina (Persero) pun tak bisa menekan harga pertamax. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengatakan, Pertamina tidak akan memberi subsidi untuk menekan kenaikan harga pertamax.Dalam menentukan harga pertamax, Pertamina tetap akan mengikuti harga keekonomiannya.“Harga minyak lagi naik,kami akan mengikuti harga pasar untuk jenis pertamax,” katanya di Jakarta kemarin. Karen membantah penyebab tingginya harga pertamax karena ongkos produksi Pertamina yang tidak efisien. Ongkos produksi itu hanya berapa persen dari bahan pokok.“
Yang mahal adalah bahan pokoknya (minyak). Sekarang harga minyak sedang naik, kami mengikuti harga pasar. Kalau pertamax ada kiat tertentu, strategi marketing, kapan kita bikin rendah,sama, atau lebih tinggi,”tandasnya. Dalam kesempatan yang sama, Vice President Corporate Communication Pertamina Moch Harun mengatakan,Pertamina akan terus mengkaji kenaikan harga minyak dalam dua pekan ke depan. Berdasarkan data Pertamina, harga jual pertamax di wilayah Jakarta dan sekitarnya mencapai Rp7.500/ liter.Harga ini naik dari sebelumnya Rp7.050/liter.
Sementara pertamax plus Rp7.900/liter, naik dari sebelumnya Rp7.540/liter. Harun tetap optimistis pertamax mampu bersaing dengan BBM sejenis yang dijual Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik asing.Menurut Harun, pertamax tidak hanya menjual oktan,tapi adaadditive yangmenyempurnakan pembakaran.“Jadi begini,kendaraan perlu vitamin,tidak hanya pokoknya saja. Oktan dan additive itu membersihkan engine,”paparnya.
Sementara itu, terkait pembatasan BBM subsidi yang akan diterapkan pemerintah mulai Maret mendatang, pengamat perminyakan Kurtubi memperkirakan harga pertamax akan terus naik seiring melonjaknya harga minyak mentah dunia.“Harga pertamax bisa saja menjadi Rp8.000/liter, kemudian Rp8.500/liter. Ini akan memberatkan pemilik kendaraan berpelat hitam yang harus mengonsumsi pertamax,”tuturnya kemarin.
Dia mengusulkan agar pembatasan BBM dibatalkan dan sebagai solusinya menaikkan harga premium secara bertahap hingga subsidi menjadi nol. Artinya, harga jual berbanding sama dengan biaya pokok premium. Jika saat ini harga minyak dunia USD90/barel dan nilai tukar rupiah sekitar Rp9.000/ dolar AS,biaya pokok premium sekitar Rp6.500/liter.
Hal senada diungkapkan Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi. Dia menilai, saat ini pembatasan BBM perlu dibatalkan hingga pemerintah siap secara konsep.“Pemerintah ingin menaikkan harga, tapi tidak memiliki nyali.Pembatasan BBM justru menyulitkan semua pihak dengan melihat tren kenaikan harga minyak yang berimbas pada kenaikan harga pertamax,” ungkapnya di Jakarta kemarin.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Adi Subagyo mengatakan, pembatalan rencana pembatasan BBM bersubsidi menjadi kewenangan pemerintah. Menurutnya, pembatasan BBM bersubsidi akan dilaksanakan mengingat sudah mendapat restu dari DPR. ”Kementerian ESDM sudah melakukan kajian sosial ekonominya,” tuturnya saat dihubungi kemarin.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, banyak hal yang menjadi pertimbangan pemerintah ketika melakukan pembatasan BBM bersubsidi, apalagi menaikkan harga BBM. Kalau harga BBM dinaikkan, berarti ada kekurangan secara fiskal. Kalau BBM dinaikkan,otomatis semua lapisan masyarakat akan terkena dampaknya.
Sementara jika selektif,misalnya,denganpembatasan BBM bersubsidi,pendekatannya dari fiskal dan keadilan.“ Tujuankita adil untuk semua dan subsidi yang diberikan harus tepat sasaran,walaupundalamUU APBNPemerintah berwenang untuk itu,”tandasnya.
PT Pertamina (Persero) pun tak bisa menekan harga pertamax. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengatakan, Pertamina tidak akan memberi subsidi untuk menekan kenaikan harga pertamax.Dalam menentukan harga pertamax, Pertamina tetap akan mengikuti harga keekonomiannya.“Harga minyak lagi naik,kami akan mengikuti harga pasar untuk jenis pertamax,” katanya di Jakarta kemarin. Karen membantah penyebab tingginya harga pertamax karena ongkos produksi Pertamina yang tidak efisien. Ongkos produksi itu hanya berapa persen dari bahan pokok.“
Yang mahal adalah bahan pokoknya (minyak). Sekarang harga minyak sedang naik, kami mengikuti harga pasar. Kalau pertamax ada kiat tertentu, strategi marketing, kapan kita bikin rendah,sama, atau lebih tinggi,”tandasnya. Dalam kesempatan yang sama, Vice President Corporate Communication Pertamina Moch Harun mengatakan,Pertamina akan terus mengkaji kenaikan harga minyak dalam dua pekan ke depan. Berdasarkan data Pertamina, harga jual pertamax di wilayah Jakarta dan sekitarnya mencapai Rp7.500/ liter.Harga ini naik dari sebelumnya Rp7.050/liter.
Sementara pertamax plus Rp7.900/liter, naik dari sebelumnya Rp7.540/liter. Harun tetap optimistis pertamax mampu bersaing dengan BBM sejenis yang dijual Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik asing.Menurut Harun, pertamax tidak hanya menjual oktan,tapi adaadditive yangmenyempurnakan pembakaran.“Jadi begini,kendaraan perlu vitamin,tidak hanya pokoknya saja. Oktan dan additive itu membersihkan engine,”paparnya.
Sementara itu, terkait pembatasan BBM subsidi yang akan diterapkan pemerintah mulai Maret mendatang, pengamat perminyakan Kurtubi memperkirakan harga pertamax akan terus naik seiring melonjaknya harga minyak mentah dunia.“Harga pertamax bisa saja menjadi Rp8.000/liter, kemudian Rp8.500/liter. Ini akan memberatkan pemilik kendaraan berpelat hitam yang harus mengonsumsi pertamax,”tuturnya kemarin.
Dia mengusulkan agar pembatasan BBM dibatalkan dan sebagai solusinya menaikkan harga premium secara bertahap hingga subsidi menjadi nol. Artinya, harga jual berbanding sama dengan biaya pokok premium. Jika saat ini harga minyak dunia USD90/barel dan nilai tukar rupiah sekitar Rp9.000/ dolar AS,biaya pokok premium sekitar Rp6.500/liter.
Hal senada diungkapkan Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi. Dia menilai, saat ini pembatasan BBM perlu dibatalkan hingga pemerintah siap secara konsep.“Pemerintah ingin menaikkan harga, tapi tidak memiliki nyali.Pembatasan BBM justru menyulitkan semua pihak dengan melihat tren kenaikan harga minyak yang berimbas pada kenaikan harga pertamax,” ungkapnya di Jakarta kemarin.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Adi Subagyo mengatakan, pembatalan rencana pembatasan BBM bersubsidi menjadi kewenangan pemerintah. Menurutnya, pembatasan BBM bersubsidi akan dilaksanakan mengingat sudah mendapat restu dari DPR. ”Kementerian ESDM sudah melakukan kajian sosial ekonominya,” tuturnya saat dihubungi kemarin.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, banyak hal yang menjadi pertimbangan pemerintah ketika melakukan pembatasan BBM bersubsidi, apalagi menaikkan harga BBM. Kalau harga BBM dinaikkan, berarti ada kekurangan secara fiskal. Kalau BBM dinaikkan,otomatis semua lapisan masyarakat akan terkena dampaknya.
Sementara jika selektif,misalnya,denganpembatasan BBM bersubsidi,pendekatannya dari fiskal dan keadilan.“ Tujuankita adil untuk semua dan subsidi yang diberikan harus tepat sasaran,walaupundalamUU APBNPemerintah berwenang untuk itu,”tandasnya.
Langganan:
Postingan (Atom)